Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Malang - Kabupaten Malang memiliki arena baru untuk wisata dirgantara, yakni di Gunung Tumpuk, Dusun Blandongan, Desa Sidoluhur, Kecamatan Lawang. Kawasan itu diresmikan penggunaannya oleh Bupati Malang Rendra Kresna dan Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Julexi Tambayong pada Jumat sore, 2 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Julexi Tambayong mengatakan pengembangan Desa Sidoluhur menjadi desa wisata dirgantara digagas oleh kepala desa Mulyoko Sudarsana. Pangkalan Udara lalu mengecek dan memastikan potensi tersebut memang layak dikembangkan.
Nantinya, olahraga paralayang akan menjadi menu utama wisata dirgantara di Gunung Tampuk. Ini adalah lokasi kedua olahraga paralayang di Malang.
Ketua Paralayang Provinsi Jawa Timur Arif Eko Wahyudimengatakan lokasi paralayang Gunung Tumpuk memiliki beberapa kelebihan. Keunggulan itu, antara lain, area lepas landas atau take-off yang luas. “Sehingga para atlet bisa leluasa menerbangkan parasutnya,” kata dia.
Area lepas landas yang luas memudahkan atlet untuk mengambil ancang-ancang berlari sehingga akurasi terbang pun semakin bagus. Hal itu diakui Alfina Anaastya, atlet paralayang asal Tulungagung. Kata dia, lokasi take-off Gunung Tumpuk untuk lari sangat luas sehingga sangat mendukung akurasi terbang.
Menurut dia, lokasi take-off Gunung Tumpuk adalah yang terluas dibanding lokasi sejenis di Provinsi Jawa Timur yang pernah dijajalnya. Dia membandingkannya dengan lokasi paralayang di Bukit Glodakan Tuban; Pantai Mondangan di Kabupaten Malang; Gunung Banyak di Kota Batu, dan Gunung Gemah di Kabupaten Tulungagung.
“Di sini saya bisa terbang selama 2 jam, di tempat lain tidak bisa selama itu. Lokasi Gunung Tumpuk ini sangat cocok untuk latihan akurasi ketepatan mendarat,” kata Alfina, 19 tahun.Seorang atlet paralayag menjajal terbang dari Gunung Tumpuk, Dusun Blandongan, Desa Sidoluhur, Kecamatan Lawang. Tempo/Abdi Purmono
Kepala Pembinaan Potensi Dirgantara Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh Mayor (Nav) Wahyu Pratomo Pujo Wahono mengatakan keunggulan lain adalah panorama yang indah. Gunung Tumpuk adalah bagian dari gugusan pegunungan Malang bagian utara.
Kawasan ini berada di ketinggian 1.028 meter di atas permukaan laut. Sehingga lokasi paralayang bersuhu sejuk dan segar. Kecepatan angin pun relatif normal dan stabil sehingga bagus bagi atlet paralayang senior dan junior
Julexi Tambayong, yang juga Ketua FASI Jawa Timur itu, mengatakanpengembangan Gunung Tumpuk selain sebagai destinasi wisata dirgantara, juga dijadikan pusat latihan strategi militer.
“Nanti kami akan adakan simulasi taktik dan strategi militer menggunakan paramotor bersama anggota Paskhas (Pasukan Khas) yang bermarkas di tempat kami,” kata Julexi.
Latihan dan simulasi itu nantinya dibuka untuk umum. Wisatawan dan warga yang berminat mencobanya diberi kesempatan untuk terbang tandem bersama personel TNI Angkatan Udara maupun instruktur sipil yang sudah berpengalaman.
Rendra Kresna mengatakan, pengembangan Desa Sidoluhur sebagai objek wisata paralayang merupakan hasil kerja sama dengan Pangkalan TNI Angkatan Udara Abdulrachman Saleh bersama pemerintah desa setempat.
Pemerintah Kabupaten Malang dan Pangkalan bertekad bersama memajukan kesejahteraan warga Desa Sidoluhur dan sekitarnya melalui kegiatan olahraga udara tersebut.
“Kami harapkan juga nantinya ada pemuda desa yang menjadi juara dunia olahraga udara ini,” kata Rendra, seraya menambahkan pihaknya memang sedang fokus mengembangkan wisata olahraga berbasis dirgantara.
ABDI PURMONO (Malang)
Artikel lain: 4 Pantai Berbatu Bolong yang Hits untuk Swafoto