Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Hari Batik Nasional, Cerita Sentra Batik Betawi di Terogong

Pada Hari Batik Nasional ini anda ingin tampil beda? Misalnya mengenakan batik Betawi-sementara kebanyakan orang mengenakan batik Solo dan lain-lain.

2 Oktober 2018 | 07.03 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Hari Batik Nasional ini anda ingin tampil non-mainstream? Jika ya, kenapa tidak mencoba mengenakan batik Betawi—sementara kebanyakan orang pasti memakai batik-batik dengan motif yang sudah dikenal luas, misalnya batik Pekalongan, Cirebon, hingga Solo, Yogyakarta, atau Madura.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tapi kemanakah tempat yang dituju di Jakarta ini jika ingin memperoleh batik Betawi? Saat ini, salah satu tempat yang kondang untuk mendapatkan batik betawi adalah di Jalan Terogong III Cilndak Barat, Jakarta Selatan. Pada hari batik nasional ini tak ada salahnya meluangkan waktu untuk menjelajahi tempat itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat masuk ke perkampungan ini banyak onamen di sepanjang jalan yang menunjukkan identitas kawasan sebagai kampung batik. Misalnya ada papan selamat datang bertuliskan “Kampung Batik Betawi Terogong”. Slogan lainnya, bertuliskan, “Tinggal di Betawi, kudu pake Batik Betawi.” Lalu dinding rumah warga pun banyak dihiasi dengan mural khas ikon Betawi.

Sejak dulu daerah Terogong sudah terkenal dengan warganya yang berprofesi sebagai pembatik. Mereka mengambil kain dari pedagang Cina lalu digarap dirumahnya masing-masing. Sempat lama vakum dari aktivitas berbatikan, cerita tersebut menjadi salah sau motivasi tersendiri bagi warga setempat menghidupkan lagi batik Betawi didaerah tersebut.Seorang perajin mewarnai kain batik khas Betawi menggunakan canting di kawasan Terogong, Cilandak, Jakarta, 8 September 2017. Langkanya minat pembatik ini mendorong minat Siti Laela untuk mendirikan sanggar yang memproduksi batik Betawi sekaligus menjadi wadah bagi warga yang belajar membatik untuk mengisi waktu senggangnya. ANTARA FOTO/Syailendra Hafiz Wiratama

Salah satu pengusaha batik di sana adalah Aryani Sitio. Berawal dari kecintaan terhadap batik, Aryani Tina Sitio bersama kakak dan saudaranya memulai mempelajari pembuatan batik tulis maupun cap. Memanfaatkan pekarangan rumah di jalan Terogong III Cilandak Barat, Jakarta Selatan, mereka serius menekuni batik sejak Agustus 2012. Mereka mengibarkan usaha batik dengan nama Sanggar Batik Terogong.

Di bawah sanggar batik betawi Terogong yang mula-mula dikerjakan sendiri selepas pulang kerja, kini mereka mempekerjakan belasan karyawan yang berasal dari warga sekitar. Dan mampu memproduksi batik cap sebanyak 30 kain per hari serta batik tulis 1 kain perhari.

Batik Terogong memiliki motif dan warna yang berbeda dengan batik umumnya. warna-warna cerah seperti merah, kuning maupun biru. Motifnya, antara lain, gambar ondel-ondel, monas, tugu, bangunan, pohon mengkudu, pace maupun crème.

Selain kain, para perajin di Terogong juga membuat produk lain dengan bahan dasar kain batik, seperti kaos, tas, dompet, dan sandal . Harga kain batik Terogong cukup bervariasi mulai dari 125 ribu hingga ratusan ribu tergantung jumlah warna dan kerumitan.

Hari Batik Nasional seperti kali ini, memang waktu yang tepat untuk menunjukkan kekayaan wastra khas Nusantara tersebut.

DENNY SUGIHARTO | ANISA LUCIANA | TEMPO.CO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus