Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjaga salah satu event fashion ikoniknya, Jogja Fashion Week (JFW), eksis dan berkibar meski tahun ini ada kebijakan pemangkasan anggaran di seluruh sektor. Tahun ini, JFW genap memasuki usia 20 tahun dan bakal dihelat pada 7 -10 Agustus 2025 di Hall A, B, C Jogja Expo Center (JEC) dengan tema besar "Threads of Tommorow".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Demi menggaungkan event ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemda DIY pun mengadakan launching event itu di Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta, Rabu, 26 Februari 2025. Acara ini diharapkan menarik banyak fashion designer serta pecinta fashion dalam dan mancanegara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami tak patah semangat untuk tetap menghadirkan Jogja Fashion Week 2025, sebab hanya dengan effort luar biasa event ini bakal terus eksis di tengah berbagai tantangan, termasuk efisiensi anggaran," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Yuna Pancawati di sela peluncuran yang disertai gelaran fashion sejumlah desainer kenamaan itu.
Disokong Dana Keistimewaan
Salah satu penyokong gelaran Jogja Fashion Week adalah Dana Keistimewaan atau Danais, yang alokasinya diperuntukkan mendukung penyelenggaraan berbagai bidang kebudayaan di DIY. Yuna mengungkap, penurunan alokasi anggaran dari pos Danais itu ke gelaran itu mencapai 40 persen.
Meski demikian, Yuna melanjutkan, pihaknya tetap optimis event JFW ini tetap akan berkibar tanpa kehilangan ruhnya. Ia juga berharap acara ini menjadi ruang interaksi para pecinta fashion untuk melahirkan karya karya kreatif baru.
"Kami akan menjadikan JFW sebagai destinasi event utama di Yogyakarta yang layak ditunggu dengan hal baru nan menarik," ujar Yuna.
Penyelenggara juga merangkul pelaku usaha wisata lain seperti perhimpunan hotel, biro perjalanan, dan berbagai instansi pemerintah daerah dan pusat demi mempromosikan event itu.
Makna Threads of Tommorow
Yuna menambahkan, tema "Threads of Tommorow" diusung sebagai semangat mewujudkan ekosistem fashion di masa depan yang berkelanjutan dan makin inklusif. Ia mengungkapkan, memasuki usia 20 tahun, event ini layaknya manusia yang sudah cukup dewasa sehingga tantangan bagi para desainer untuk semakin mandiri dalam berkarya.
"Kunci keberlanjutan usaha para desainer ada pada daya saing, daya juang, dan kemampuan membaca peluang, bukan terus bergantung pada intervensi pemerintah," kata Yuna yang menargetkan selama event ini bisa meraup transaksi sebesar Rp 2 miliar.
Melalui ragam karya yang dihelat pada gelaran tahun ini, Yuna mengungkap, mimpi menjadikan Yogyakarta sebagai pusat fashion dunia pada 2028 akan segera terwujud dan karya desainer Indonesia dikenal publik dunia.
Event Fashion Ikonik di Dunia
Atase Perdagangan Keduataan Besar Republik Indonesia Paris periode 2021-2025 Ruth Joanna Samaria mengungkapkan, industri fashion dunia salah satunya saat ini masih dikuasai Prancis melalui event Paris Fashion Week.
"Paris Fashion Week bisa digelar lima kali dalam setahun, dengan banyak mengangkat tema ready to wear, ini menunjukkan betapa tergantungnya Paris dengan industri fashion," kata Ruth.
Meski demikian, Ruth menuturkan, secara global ada empat kota dunia yang sudah berhasil membangun event fashionnya sebagai ikon. Selain Paris Fashion Week di Perancis, ada juga New York Fashion Week di Amerika, London Fashion Week di Inggris, dan Milan Fashion Week di Italia.
Ruth menuturkan, saat ini salah satu tren fashion yang sedang menguat di Paris yakni tema Mens Wear atau busana untuk laki-laki. Hal ini bisa menjadi peluang para desainer Indonesia menciptakan karya karya yang berorientasi ekspor.
"Dengan kekayaan kultur Indonesia, hal ini dapat direpresentasikan dalam berbagai jenis fashion dan membuat industri fashion kita naik kelas," ujarnya.
Tampilkan 132 Desainer
Aulia Sunhandhika selaku Project Manager Jogja Fashion Week 2025 mengungkap dalam event tahun ini akan menampilkan lebih dari 1.000 fashion mode terbaru yang terbagi dalam sejumlah sesi.
"Selama gelaran akan ada 10 lebih sesi fashion show yang menghadirkan 132 designer yang terdiri dari 108 desainer profesional, 12 desainer muda, dan 12 desainer SMK," kata dia.
Gelaran Fashion Show akan terbagi sore (empat sesi), malam (empat sesi), youth fashion show (satu sesi) dan young and kids fashion show masing masing satu sesi.
Gelaran fashion show meliputi berbagai tema seperti casual show, modest show, evening show, evening show, mix male and female, juga mens show.
Jogja Fashion Week 2025 akan menyediakan 122 booth dengan berbagai ukuran, yang dapat menampung lebih dari 200 industri kecil menengah yang bergerak di bidang fashion dan aksesoris dari wilayah DIY dan seluruh Indonesia.