Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag kembali menyelenggarakan acara dua tahunan bertajuk Indonesia Now di Indonesia House Amsterdam, Belanda. Acara ini bertujuan untuk mempererat hubungan bilateral sekaligus mengeksplorasi kerja sama strategis antara Indonesia dan Belanda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam pernyataan resminya, KBRI Den Haag menyebutkan bahwa Indonesia Now menjadi platform diskusi terbuka yang efektif. Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas, menekankan bahwa lokasi acara di Indonesia House Amsterdam mencerminkan kedekatan hubungan kedua negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Acara ini adalah jembatan untuk semakin mendekatkan Indonesia dan Belanda,” ujar Mayerfas saat membuka acara.
Kegiatan tersebut melibatkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, pembuat kebijakan, hingga pelaku usaha dan pekerja kreatif. Mereka membahas potensi kerja sama di sejumlah bidang, seperti kolaborasi produksi film, repatriasi benda bersejarah, dan peningkatan kapasitas universitas di luar Jawa.
Direktur Asia dan Oseania Kementerian Luar Negeri Belanda, Dominique Kuhling, menambahkan bahwa Kemitraan Komprehensif RI-Belanda perlu diwujudkan melalui program konkret. Hal ini penting, terutama di tengah dinamika geopolitik yang penuh ketidakpastian.
Sesi pleno pada acara tersebut juga mengupas kebijakan terbaru dari kedua negara. Para panelis sepakat bahwa fokus pada tujuan bersama adalah kunci untuk memajukan masyarakat di Indonesia maupun Belanda.
Resmikan Pura Pertama di Belanda
Selain Indonesia Now, KBRI Den Haag turut meresmikan pura pertama untuk umat Hindu Bali di Belanda pada Sabtu 30 November 2024. Pura yang diberi nama Shanta Citta Bhuwana ini berlokasi di Taman Indonesia, Kallenkote, dan menjadi simbol toleransi serta semangat gotong royong diaspora Indonesia di Belanda.
Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas, menjelaskan bahwa pura ini merupakan inisiatif Komunitas Bali di Belanda. Sebelumnya, umat Hindu Bali harus menyewa tempat ibadah atau bepergian ke Belgia untuk menjalankan ritual keagamaan.
“Pura ini tidak hanya sekedar tempat untuk ritual ibadah bagi umat Hindu Bali di Belanda dan sekitarnya, tapi juga simbol kebanggaan bersama, dan bukti tekad kerja keras, kerukunan, toleransi, dan semangat gotong royong,” kata Mayerfas.
Made Aniadi, pimpinan Yayasan Bali Abdi Samasta yang bertanggung jawab atas pendirian pura, mengungkapkan rasa harunya setelah bertahun-tahun berjuang. “Kami sangat senang karena perayaan Galungan Kuningan tahun depan sudah bisa diadakan di sini,” kata Aniadi.
Pura ini dibangun atas dukungan berbagai pihak, termasuk sumbangan dari diaspora Indonesia di Belanda dan bahan bangunan dari Karangasem, Bali. Dengan makna tempat untuk mencari ketenangan dan kedamaian pikiran, Shanta Citta Bhuwana diharapkan menjadi pusat kebudayaan yang mempromosikan tradisi Indonesia di Belanda.
Keberadaan pura ini juga menjadi daya tarik baru di Taman Indonesia, yang dikelilingi flora dan fauna khas Indonesia. Selain memenuhi kebutuhan spiritual, pura ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisata ke Indonesia melalui promosi budaya yang lebih luas.
Dengan dua kegiatan besar ini, KBRI Den Haag semakin mengukuhkan perannya sebagai jembatan budaya, ekonomi, dan diplomasi antara Indonesia dan Belanda.
Pilihan Editor: KBRI Den Haag Resmikan Pura pertama di Belanda