Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Keunikan Batu Basiha, Geosite Sisa Letusan Gunung Toba

Batu Basiha yang berada di Desa Aek Bolon telah ditetapkan sebagai satu di antara 16 geosite yang telah diakui Dewan Eksekutif UNESCO.

3 Maret 2021 | 12.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Geosite Batu Basiha di Desa Aek Bolon, Balige, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara. (ANTARA/Donny Aditra)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Letusan dahsyat dari Gunung Toba di Sumatera Utara menyisakan peninggalan yang unik. Bukan cuma Danau Toba, tapi sebuah situs batu yang dikenal dengan batu Basiha.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini, batu Basiha yang berada di Desa Aek Bolon, Balige, Kabupaten Toba telah ditetapkan sebagai satu di antara 16 geosite yang telah diakui Dewan Eksekutif UNESCO dan menjadi anggota anggota UNESCO Global Geopark.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh Adat Desa Aek Bolon Timbul Napitupulu mengatakan nama Batu Basiha diambil dari bahasa Batak, yaitu Batu Sian Hau yang artinya batu dari kayu.
 
Berdasarkan mitologi masyarakat, Batu Basiha terbentuk dari tumpukan kayu yang rencananya untuk membangun sebuah rumah adat batak oleh nenek moyangnya yaitu oppung Manggak Napitupulu. Namun setelah tersambar petir tumpukan kayu tersebut berubah menjadi batu.

Sebelum disambar petir, sosok seekor harimau juga sempat mengingatkan agar nenek moyang tidak membuat rumah adat di tempat tersebut sehingga mengurungkan niat untuk membangunnya. Bentuk batu Basiha memang mirip dengan bongkahan kayu besar.

Kepala Desa Aek Bolon Dapot Simanjuntak menyebutkan sebagian banyak masyarakat memang masih meyakini mitos tersebut sebagai sebuah peringatan untuk menjaga alam dan tidak merusak lingkungan. Warisan geologi itu pun kini bisa dilihat oleh wisatawan.

"Dulu ceritanya ini memang dari mitos tapi sesuai dengan penelitian ini letusan dari Gunung Toba karena itu ke depannya ini mau dikembangkan jadi daerah wisata Aek Bolon ini," kata Dapot.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Toba Jhon Piter Silalahi mengatakan pihaknya akan mengembangkan Geosite Batu Basiha dan kawasan sekitarnya menjadi lokasi ekowisata dan agrowisata dalam upaya menarik lebih banyak wisatawan. “Di sana ada sawah, ada juga kehidupan sehari-hari masyarakat. Jadi, ini akan digabungkan dengan agrowisata maupun ekowisata yang ada di sana," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus