Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap tahunnya, di bulan Agustus diadakan Festival Pacu Jalur sebagai sebuah acara budaya masyarakat tradisional Kabupaten Kuantan Singingi, Riau dan juga dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Lalu apa keunikan pacu jalur ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pacu Jalur merupakan sejenis lomba dayung tradisional khas daerah Kuantan Singingi (Kuansing) yang hingga sekarang masih ada dan berkembang di Provinsi Riau. Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, bahkan Pacu Jalur tradisional Kuantan Singingi dinobatkan sebagai pariwisata terpopuler di Indonesia di ajang Anugerah Pesona Indonesi (API).
Keunikan Pacu Jalur
Lomba dayung ini menggunakan perahu yang terbuat dari kayu gelondongan yang oleh masyarakat sekitar juga sering disebut jalur. Pacu Jalur Taluk Kuantan dimainkan secara beregu yang hanya dilakukan oleh kaum laki-laki yang berusia antara 15 sampai 40 Tahun. Uniknya, panjang perahu yang digunakan dapat mencapai 25 hingga 40 meter, dan lebar bagian tengah kira-kira 1,3-1,5 meter. Ajang lomba mendayung ini dilakukan dengan perahu dan 50-60 orang sebagai anak pacu yang tergantung dari panjang perahu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari pariwisata.riau.go.id, tidak hanya dikayuh oleh puluhan orang, uniknya lagi juga terdapat "Tukang Onjai" yang merupakan pemberi irama di bagian kemudi dengan cara menggoyang-goyangkan badan dan "Tukang Tari" yang membantu Tukang Onjai dalam memberi tekanan yang seimbang, agar Jalur dapat berjungkat-jungkit secara teratur dan berirama. Tukang tari juga bekerja sebagai dirigent dan penanda bahwa jalur yang ditumpanginya sedang berada di depan atau kalah dari jalur lawan, karena apabila tukang tari telah berdiri maka jalurnya berarti sedang memimpin pacuan.
Satu orang di tengah bekerja sebagai "Tukang timbo" yang menguras air yang masuk dalam sampan. Selain pemain dalam lomba, Pacu Jalur juga memiliki wasit dan juri yang memimpin perlombaan dan menentukan pemenang.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, pacu jalur merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk mencari penghidupan selama setahun. Biasanya sebelum pacu jalur dimulai, diawali dengan upacara sakral dan magis oleh Pawang Jalur.
Biasanya, pembukaan kegiatan budaya pacu jalur yang digelar masyarakat Kuantan Singingi berlangsung cukup meriah. Masyarakat sekitar tumpah ruah menyaksikan acara yang ditunggu-tunggu ini.
RINDI ARISKA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.