Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Kirab Pusaka memperingati Malam 1 Suro di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Surakarta berlangsung Rabu tengah malam, 19 Juli 2023. Pembukaan kirab ditandai dengan dibunyikannya lonceng di keraton setempat. Lima kerbau albino atau kebo bule keturunan Kyai Slamet berjalan di barisan paling depan dengan dikawal oleh para pawang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di belakang mereka, ribuan peserta kirab yang dipimpin oleh Putra Mahkota Keraton Surakarta KGPAA Hamengkunegoro Sudibyola Rajaputra Narendra Mataram berjalan bersama Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, diikuti segenap keluarga dan kerabat Keraton Surakarta lainnya yang juga mengikuti ritual tapa bisu itu dengan penuh khidmat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu tampak para abdi ndalem Keraton Surakarta yang membawa sekitar 13 pusaka berjalan bersama, diikuti rombongan sekitar 5.000 orang dalam prosesi itu. Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang sebelumnya menyatakan berencana mengikuti kirab itu tak terlihat dalam rombongan kirab.
Lima kebo bule milik Keraton Surakarta diikutkan dalam prosesi Kirab Pusaka Malam 1 Suro yang diberangkatkan dari Keraton Surakarta, Rabu malam, 19 Juli 2023. (TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE)
Kirab dilaksanakan dengan berjalan kaki mengelilingi area luar Keraton Kasunanan. Rute yang dilalui mulai dari Alun-alun Utara - Gladag - Jenderal Sudirman - Pasar Kliwon - Gading - Nonongan - Jl Slamet Riyadi sebelum kembali ke Keraton Surakarta.
Salah seorang sentana dalem Keraton Kasunanan Surakarta, KP Eddy Wirabhumi mengatakan, upacara adat tersebut merupakan tradisi yang rutin dilakukan setiap tahun. Secara umum prosesi yang dilakukan sama seperti tahun sebelumnya dengan melakukan doa di dalam keraton dan dilanjutkan dengan kirab tepat pada pukul 00.00 WIB.
"Ada lima ekor kerbau yang ikut kirab, awalnya kami rencanakan enam ekor tapi karena ada yang melahirkan tadi pagi jadi yang ikut hanya lima ekor. Kalau pusakanya ada 13 buah," kata Eddy kepada wartawan, Rabu malam.
Lebih lanjut Eddy mengatakan sebelum kirab berlangsung, pihak keraton menggelar ritual adat secara internal di dalam kompleks Keraton Surakarta hingga kemudian dilanjutkan dengan prosesi kirab.
Selama prosesi kirab berlangsung, peserta kirab tidak diperkenankan mengucapkan satu patah kata pun. Hal itu memiliki makna sebagai refleksi perenungan diri dari seseorang terhadap apa yang sudah dilakukan selama setahun ke belakang.
Acara kirab pusaka dalam rangka memperingati Malam 1 Suro itu disambut antusias oleh masyarakat. Ribuan warga tampak berkumpul di sepanjang jalan yang dilintasi rombongan kirab untuk menyaksikan rangkaian tradisi itu, khususnya untuk melihat kehadiran kebo bule yang juga merupakan salah satu pusaka Keraton Surakarta.
Yang unik, seselesainya ritual Kirab Pusaka, sebagian warga yang menyaksikan jalannya kirab itu mengambil kotoran kebo bule. Bagi sebagian orang, hal ini dipercaya membawa keberkahan dan kemakmuran.
SEPTHIA RYANTHIE