Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus kontroversial menyeret nama food vlogger Codeblu (@codebluuuu) atau William Anderson, mulai dari tudingan menyebarkan informasi palsu, hingga dugaan pemerasan. Isu ini berawal dari sebuah unggahan video di Instagramnya pada 15 November 2024. Dalam video tersebut, Codeblu menuding sebuah toko kue ternama, Clairmont Patisserie, memberikan nastar berjamur kepada panti asuhan sebagai bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini bakery kasih makanan udah rusak, udah kadaluarsa, ke panti asuhan,” ujar Codeblu dalam video, yang kemudian ditonton lebih dari 3,2 juta kali di Instagram. Ia mengaku mendapatkan informasi itu dari seseorang yang mengaku sebagai pekerja di toko kue tersebut. Tak hanya menyoroti dugaan pemberian makanan kedaluwarsa, ia juga menyinggung kondisi dapur yang dinilainya buruk. Imbas video tersebut, netizen ramai-ramai menyerbu akun media sosial Clairmont Patisserie dengan kritik dan kecaman.
Bantahan Clairmont dan Isu Pemerasan
Pihak Clairmont kemudian mengeluarkan pernyataan resmi yang membantah tuduhan Codeblu. "Menanggapi isu yang beredar terkait tuduhan bahwa perusahaan kami telah mendistribusikan produk kedaluwarsa dan berjamur ke panti asuhan, perusahaan melakukan tinjauan internal dan tidak menemukan bukti tersebut," tulis pihak Clairmont dalam pernyataan resmi di Instagram pada 17 November 2024.
Mereka menegaskan bahwa seluruh produk yang dikeluarkan dalam program CSR telah melalui proses quality control yang ketat dan dipastikan layak konsumsi. Selain itu, Clairmont juga menyebut bahwa isu tersebut berasal dari seorang mantan pegawai yang tidak bertanggung jawab. “Pihak tersebut merupakan terduga pelaku tindak pidana korupsi (penggelapa n dalam jabatan) yang merugikan perusahaan,” ungkap mereka.
Codeblu Unggah Permintaan Maaf
Pada 22 Januari 2025, Codeblu kembali mengunggah video yang menyinggung Clairmont. Ia mengklaim mendapat laporan tambahan dari orang-orang yang ingin suaranya didengar. "Gue cuma menyalurkan, ini ada orang mau suaranya didengar, udah gue salurkan, selalu begitu," ujarnya dalam video tersebut.
Namun, hujatan dari netizen di media sosial terus meningkat. Pada 26 Februari 2025, Codeblu akhirnya mengunggah video permintaan maaf kepada Clairmont. Ia mengakui bahwa informasi yang ia sebarkan berasal dari sumber yang tidak dapat dipercaya dan telah menyebabkan keresahan di masyarakat. "Minta maaf kepada brand CT (Clairmont). Saya telah menyebarkan berita palsu yang didapat dari sumber yang bermasalah," ucapnya dalam video permintaan maaf itu.
Dugaan Pemerasan dan Klarifikasi Codeblu
Alih-alih meredakan situasi, pernyataan itu justru memunculkan isu baru. Tuduhan pemerasan terhadap Clairmont semakin ramai beredar di media sosial. Netizen juga menilai permintaan maaf sebelumnya hanyalah upaya meredam kemarahan publik. Codeblu dituding meminta sejumlah uang agar video negatif tentang toko kue itu dihapus. Berbagai laporan menyebut angka mulai dari Rp 300 juta hingga Rp 350 juta.
Banyak netizen juga menilai tindakan tersebut sebagai penyalahgunaan pengaruhnya sebagai kreator konten. Beberapa pemilik usaha juga mulai buka suara mengenai praktik serupa yang dilakukan oleh kreator konten lain. Akhirnya Theresia Rosalinda, istri Codeblu, memberikan klarifikasi di Instagram pada 28 Februari 2025. "Kalian cuma tahu Codeblu jahat, Codeblu matiin rezeki orang. Tapi kan gue tinggal sama dia. Dari satu pun berita, dari tiga tahun lalu dikeroyok mulu sampai sekarang, tidak ada yang benar," ujar Theresia.
Seruan Boikot Netizen hingga Pelaku Usaha
Kemarahan publik akibat konten-konten Codeblu semakin meluas. Seruan boikot terhadap Codeblu ramai di media sosial. Netizen menilai bahwa aksi food vlogger seperti Codeblu telah merugikan pelaku usaha, terutama UMKM, dengan ulasan yang dianggap tak berdasar dan hanya mementingkan keuntungan pribadi untuk engagement dan konten.
Beberapa unggahan di Instagram hingga TikTok, ramai berbagai restoran dan kedai makanan, mulai bermunculan poster yang menampilkan wajah Codeblu dengan tanda larangan masuk. Tulisan seperti “Codeblu dan sejenisnya dilarang masuk” terpampang jelas menolak kehadiran food vlogger atau reviewer.
Komentar netizen di media sosial Codeblu hingga kini masih banjir kecaman. “Ahhhh makin ke sini makin banyak pemerasan dengan harus di-take down video bayarnya Rp 350 juta. Wah wah keren ya Codeblu, lu review sekalian jatuhin usaha orang. Sehat, buat keluarganya, ko,” tulis akun @dh**a9**0.
Netizen lainnya juga ikut mengecam Codeblu. “Awal mula kejatuhan, banyak merugikan UMKM dengan berdalih 'review jujur'," tulis @***madrz**i. Seruan boikot juga ramai disebarkan netizen di kolom komentar. “Dahlah hapus aja akun ini. Kita setengah mati bertahan bikin usaha biar bisa kasih kerjaan orang banyak. Gak mungkin juga kita sengaja bikin produk kita jelek sendiri," tulis @****mi*san**. "GA PERLU KOMENT JAHAT. CUKUP KITA REPORT AJA AKUN INI SERENTAK BIAR DI-BANNED," tulis akun @****nda* menambahkan.
INSTAGRAM | TIKTOK