Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Payakumbuh - Puluhan naskah dan manuskrip kuno dipamerkan di Gedung Olahraga M Yamin yang beralamat di Jalan Rangkayo Rasuna Said No.77c, Kelurahan Balai Nan Tuo Kota Payakumbuh. Pameran yang bertema Naskah Tuanku Imam Bonjol, Menuju Memori Kolektif Dunia merupakan salah satu rangkaian kegiatan Intangible Cultural Heritage Feast atau ICHF 2023 West Sumatera.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pameran tersebut dimulai pada 12 hingga 17 Oktober 2023. Naskah yang dipamerkan terdiri dari naskah kuno yang ditemukan di Surau-surau Tuo yang ada di Sumatera Barat. Di antara naskah yang dipamerkan yakni Surau Latiah di Solok, Surau Paseban di Padang, Surau Said di Bonjol, Pasaman, Surau Tuo Taram, surau Simauang, Sijunjung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu juga ada pemeran naskah yang sudah didigitalisasi. Kemudian juga bentuk iluminasi naskah dan azimat yang bisa dijadikan sebagai pola baju batik. Namun yang menjadi objek utama dari pameran tersebut adalah naskah Tuanku Imam Bonjol.
Tulisan aksara jawi dan bahasa melayu dalam naskah Tuanku Imam Bonjol yang dipamerkan di GOR M Yamin Kota Payakumbuh pada 12/17 Oktober 2023. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Naskah Tuanku Imam Bonjol ditulis langsung oleh pahlawan nasional dan anaknya Naali Sutan Caniago. Naskah tersebut terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama ditulis oleh Tuanku Imam Bonjol, kedua anaknya dan bagian ketiga bicara tentang pendalaman Sumatera.
Naskah tersebut ditulis dalam aksara jawi dan bahasa melayu dengan tebal sekitar 350 halaman. Naskah Tuanku Imam Bonjol pernah hilang pasca dipamerkan di Festival Istiqlal pada 1991. Lalu ditemukan kembali pada 2014 saat proses renovasi Kantor Gubernur Sumatera Barat.
Awalnya naskah Tuanku Imam Bonjol disimpan oleh pihak ahli waris di Kampung Chaniago, Kabupaten Pasaman dan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Barat pada Pada 27 April 1983.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III Undri mengatakan, jika pihaknya akan terus melakukan fasilitasi kepada komunitas yang bergerak dalam bidang konservasi naskah. "Sesuai fungsi kami akan terus memberikan ruang kepada komunitas yang bergerak di bidang konservasi naskah," katanya.
Selain itu BPK Wilayah III juga terus melakukan pendataan dan pengusulan untuk ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda nasional. "Harapannya komunitas tersebut dapat melakukan perawatan terhadap naskah kuno tersebut," pungkasnya.
Pilihan editor: Belanda Bantu Digitalisasi Naskah Kuno Keraton Yogyakarta