Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Labuan Bajo - Pulau Rinca adalah pulau terbesar kedua setelah Pulau Komodo di gugusan Kepulauan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. Pulau yang hanya bisa ditempuh menggunakan kapal nelayan atau speed boat dari daratan Kota Labuan Bajo ini merupakan habitat hidup komodo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekitar 1.300 ekor komodo hidup bebas di pulau yang tercatat sebagai wilayah penangkaran tersebut. Pada bulan-bulan tertentu, seperti Juni hingga Agustus, spesies kadal terbesar ini akan memasuki masa kawin. Kalau beruntung, wisatawan yang datang ke Pulau Rinca pada saat itu bakal menyaksikan cara komodo bereproduksi.
Proses reproduksi per pasang komodo tergolong lama, yakni mencapai 7 hingga 8 jam. Maka, dalam sehari, kira-kira sebelas rombongan wisatawan yang datang ke pulau tersebut bakal menyaksikan pertunjukan langka itu.
Dalam prosesnya, komodo betina, yang jumlahnya tercatat lebih sedikit daripada komodo jantan, akan menjadi “rebutan”. Komodo jantan tak pelak berperang untuk mengawini komodo betina. Komodo betina juga tak menutup kemungkinan akan dikawini oleh lebih dari satu komodo jantan.Komodo. shutterstock.com
Setelah musim kawin, komodo menetaskan 15-30 telur dengan masa inkubasi kurang lebih sembilan bulan. Saat Tempo datang ke Pulau Rinca pada 9 Januari 2018, beberapa komodo betina tengah mengerami telurnya. Tak seperti hewan lain yang melindungi telur di bawah perutnya, komodo akan membuat lubang dan menanam telur di bawah tanah.
Fidel Hardi, ranger asal Manggarai Barat, yang ditemui Tempo di Pulau Rinca, mengatakan, masing-masing komodo betina akan memilih satu titik lokasi untuk dijadikan sarang. “Di titik itu, akan dibuat banyak lubang. Tapi lubang yang berisi telur hanya satu,” tutur Fidel.
Lubang yang lain dipakai untuk mengelabuhi musuh dan menjauhkan telur dari serangan siapa pun, baik komodo maupun hewan lain. “Karena mungkin saja telur itu dimakan komodo lain. Sebab, pada dasarnya, mereka adalah hewan kanibal,” kata Fidel.
Komodo betina juga tidak setiap hari menunggui sarang atau mengeraminya. Mereka bakal pergi untuk mencari makan. Hanya sesekali komodo betina datang ke sarang tersebut. Setelah enam bulan, komodo betina benar-benar akan meninggalkan telur-telur yang masih tertanam di bawah tanah.
Saat menetas, bayi komodo tidak akan melihat induknya. “Jadi mungkin saja kalau besar nanti, anak komodo itu akan mengawini atau makan ibunya sendiri,” ucap Fidel.
Dari 15-30 butir telur, hanya kira-kira 2-3 komodo yang menetas. Komodo bayi akan mengorek-korek tanah dan mencari makan berupa hewan-hewan kecil, seperti serangga melata dan cicak.
Untuk menyaksikan komodo di Pulau Rinca, wisatawan perlu menyewa kapal dari Labuan Bajo. Biaya sewanya berkisar mulai Rp 1 juta per kapal. Kapal muat diisi hingga sepuluh orang, termasuk awak kapal. Bila low season, seperti bulan Januari ini, kapal menuju Pulau Rinca bisa disewa dengan biaya lebih murah, yakni hingga Rp 750 ribu per kapal.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Berita lain:
Wajah Pulau Rorotonga Asal Video Viral Paus Menyelamatkan Penyelam