Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pendakian gunung seorang diri sangat berbahaya. Sebabnya, mereka yang melakukannya telah memiliki pengalaman pendakian yang cukup rutin dan persiapan yang matang. Dicky Satriya, 26 tahun, mengatakan dirinya sudah melakukan pendakian sebanyak 10 kali sampai akhirnya memberanikan diri mendaki gunung secara solo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Setidaknya, kata Dicky, ada tiga hal yang harus dipersiapkan dengan serius sebelum melakukan pendakian solo. Tiga hal itu adalah pengetahuan, mental, dan fisik. Pengetahuan yang harus dimiliki seperti dasar-dasar pendakian, pengetahuan navigasi, manajemen logistik, mempersiapkan perlengkapan secara mandiri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Soal mental, Dicky menjelaskan semakin sering mendaki gunung, maka mental seorang pendaki menjadi semakin terbentuk karena pengalaman yang sudah dilewatinya. Sebabnya, pendakian solo sangat tidak dianjurkan bagi pemula bahkan bagi yang bukan pemula karena kurang aman.
Dicky cukup banyak mendapatkan pertanyaan mengenai pendakian solo di saluran Youtube miliknya, ia biasanya bertanya balik mengenai frekuensi orang itu melakukan pendakian. “Kalau tak punya cukup pengalaman dan sering mendaki, lebih baik jangan,” ujarnya kepada Tempo, Rabu, 6 Februari 2019.
Sedangkan soal fisik, Dicky menuturkan dibutuhkan fisik yang kuat dan prima untuk mendaki gunung seorang diri. Ia mengingatkan untuk tidak memaksakan diri jika kondisi tubuh kurang fit. Anda bisa melatih ketahanan fisik sebelum mendaki solo dengan cara berolahraga. Dicky memberi saran fokuskan kepada latihan pada bagian kaki, punggung, dan bahu, sebagai latihan membawa beban saat mendaki.
Youtuber dengan 10 ribu subscriber ini juga menyarankan untuk membawa makanan yang bergizi serta mengandung protein, vitamin, dan karbohidrat. Hal ini untuk menambah asupan tenaga selama pendakian. “Saya bawa mi instan juga, tapi tidak saya makan akhirnya,” tuturnya.
Bagi Dicky, ketika melakukan pendakian seorang diri, seorang pendaki harus melihat risiko yang ada di depannya dan bisa menjaga egonya. Ia mencontohkan ketika seorang pendaki solo dihadapkan dengan cuaca buruk maka jangan memaksakan diri untuk mencapai puncak. “Jika memang tidak bisa (mencapai puncak), berarti belum saatnya.”
Pengetahuan mengenai navigasi darat juga penting dalam pendakian solo. Hal ini diungkapkan oleh Muhammad Dani Fedriadi alias Momo. Ia menyatakan pendaki harus bisa mengoperasikan Global Positioning System atau GPS melalui telepon seluler. Pengetahuan mengenai peralatan yang dibawa juga harus diketahui dan juga mengetahui kondisi cuaca di gunung tujuan.
Kemudian, kata Momo, pendaki harus membawa dan menguasai perlengkapan Pertolongan Pertama pada Kecelekaan (P3K), tali temali, dan bagaimana menghidupkan api. Momo menjelaskan pengetahuan membuat penyangga untuk kaki yang patah dengan peralatan yang dibawa dan bagaimana mengatasi hipotermia atau kondisi saat temperatur tubuh menurun drastis di bawah suhu normal, yaitu 35 derajat celcius.
Eks vokalis dan gitaris band indie Captain Jack ini juga menyarankan untuk menerapkan konsep ultralight backpacking atau mengisi ransel dengan barang-barang yang dibutuhkan saja. Jika diterapkan, konsep ini akan membuat barang bawaan Anda menjadi lebih ringan. “Yang lain bawa beban bisa 20-25 kilogram, aku cuma 10-12 kilogram saja,” tuturnya kepada Tempo, Kamis, 7 Februari 2019.