Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mendaki gunung telah menjadi salah satu aktivitas favorit yang semakin marak dilakukan. Di sejumlah gunung dekat Jakarta misalnya, setiap akhir pekan aktivitas pendakian kerap padat. Banyak rombongan berjalan beriringan sambil membawa ransel besar. Namun ada juga orang-orang yang hanya membawa tas kecil. Mereka dikenal sebagai para pendaki tektok.
Istilah ini mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang, tetapi bagi komunitas pendaki, tektok telah menjadi fenomena tersendiri. Seiring dengan beragamnya minat dan gaya hidup, muncullah berbagai variasi dalam cara mendaki gunung, salah satunya adalah "pendaki tektok".
Berbeda dengan pendakian pada umumnya, para pendaki tektok menempuh puncak gunung dan pulang dalam waktu singkat tanpa berkemah.
Pendaki tektok atau tik-tok adalah istilah untuk menggambarkan seseorang yang mendaki gunung dengan cara yang berbeda dari pendakian pada umumnya. Dalam kegiatan ini, pendaki melakukan pendakian dan turun dari gunung hanya dalam satu hari, tanpa bermalam atau berkemah di gunung tersebut.
Pendaki tektok memilih cara yang cepat dan efisien untuk menikmati pendakian gunung tanpa memerlukan waktu yang banyak atau persiapan yang rumit. Biasanya, pendakian tektok dilakukan di gunung-gunung yang memiliki jarak tempuh ke puncak yang tidak terlalu jauh, dengan estimasi waktu pendakian sekitar 2-3 jam saja, bahkan menurut Outsideonline, ada yang kurang dari satu jam.
Pendaki tektok cenderung mengutamakan efisiensi waktu dan kecepatan, sehingga peralatan yang dibawa pun minimalis, cukup untuk kebutuhan sehari seperti air, makanan ringan, dan pakaian tambahan. Jenis pendakian ini sering menjadi pilihan bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu, namun tetap ingin menikmati keindahan alam dan sensasi mendaki gunung.
Bedanya dengan Pendaki Biasa: Hiking dan Trekking
Mendaki tektok berbeda dengan dua jenis pendakian lainnya yang lebih dikenal, yaitu hiking dan trekking. Meskipun ketiganya bermakna berjalan kaki di alam terbuka, ada perbedaan mendasar dalam durasi, intensitas, dan peralatan yang dibutuhkan.
Hiking adalah kegiatan berjalan kaki di alam bebas di jalur yang telah ditentukan, pendaki berjalan dari satu pos ke pos lainnya. Seperti pendakian tektok, hiking tidak memerlukan peralatan berkemah atau persiapan yang terlalu rumit. Namun, durasi hiking cenderung lebih lama dibandingkan tektok, bisa lebih dari 3 jam hingga sehari penuh.
Disadur dari Much Better Adventures, hiking biasanya dilakukan untuk rekreasi, mendapatkan udara segar, dan meningkatkan kesehatan fisik serta mental. Jalur hiking biasanya mudah diakses, terletak di dekat area perkotaan atau taman nasional, sehingga cocok untuk pemula dan bisa dilakukan secara individu maupun berkelompok.
Sementara itu, trekking menurut The Adventure Travel Network merupakan bentuk pendakian yang lebih intens dan memakan waktu lebih lama, bahkan ada yang berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.
Trekking melibatkan perjalanan jarak jauh melalui medan yang lebih menantang dan memerlukan tingkat kebugaran fisik yang tinggi. Berbeda dengan hiking, trekking biasanya dilakukan di lokasi yang lebih terpencil, seperti pegunungan tinggi, hutan lebat, atau daerah yang memiliki keindahan alam atau nilai budaya yang signifikan.
Karena durasi dan medan yang dilalui lebih berat, trekking memerlukan peralatan khusus dan persiapan yang lebih matang, termasuk perencanaan logistik, perbekalan, dan perlengkapan untuk menghadapi berbagai kondisi cuaca dan ketinggian.
Pendakian tektok, hiking, dan trekking menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para penggemar alam. Pendaki yang ingin menikmati sensasi mendaki gunung tanpa harus bermalam mungkin lebih cocok dengan model pendakian tektok.
Sementara itu, mereka yang mencari pengalaman lebih mendalam dengan durasi yang lebih panjang dan tantangan fisik yang lebih besar mungkin akan memilih hiking atau trekking. Setiap jenis pendakian memiliki daya tarik tersendiri dan bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kebugaran masing-masing individu.
Dengan memahami perbedaan antara pendakian tektok, hiking, dan trekking, para pendaki dapat memilih jenis pendakian yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan. Baik untuk sekadar melepaskan penat atau mencari petualangan di alam terbuka, ada banyak cara untuk menikmati keindahan alam dengan berjalan kaki.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | VIVIA AGARTA FEBRIATI
Pilihan Editor: Gunung Tertinggi di Korea Tercemar gara-gara Mi Instan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini