Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Menyusuri Candi Pawon, Bangunan Simbol Penghormatan untuk Raja Indra dari Wangsa Syailendra

Salah satu wisata sejarah yang bisa dikunjungi saat di Magelang adalah Candi Pawon yang merupakan peninggalan Wangsa Syailendra.

1 Juli 2023 | 10.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Magelang - Mengunjungi Magelang belum lengkap jika tak singgah di puluhan candi yang tersebar di seluruh wilayahnya. Meski Candi Borobudur adalah destinasi paling populer, namun Magelang masih punya candi lain yang tak kalah menarik. Salah satunya adalah Candi Pawon yang terletak di Dusun 1, Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seorang warga setempat sekaligus aktivis pariwisata Candi Pawon Aji Prana mengatakan Candi Pawon dibangun di masa kekuasaan Wangsa Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno (Medang). Wangsa Syailendra diketahui menguasai wilayah yang cukup luas, termasuk Candi Borobudur dan Pawon pada abad 8-9 Masehi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Candi Pawon bercorak Buddha. Dibangun sebagai wujud penghormatan terhadap Raja Indra yang dahulu diyakini sudah mencapai Bodhisattva," kata Aji.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, di dalam candi diperkirakan pernah ada Arca Bodhhisattva. Candi ini juga diduga menjadi pintu gerbang dari Candi Borobudur.

"Menurut ahli filologi asal Belanda dan peneliti prasasti Mataram Kuno, J. G. de Casparis, Candi Pawon adalah tempat menyimpan abu jasad Raja Indra (782-812 M), penguasa dari Wangsa Syailendra," kata Aji.

Di masa itu, Raja Indra termasuk penguasa yang ahli berperang sekaligus penganut Buddha yang patuh. Masa pemerintahannya menjadi awal kejayaan Wangsa Syailendra di Medang. Penerus Indra, yakni Raja Samaratungga melanjutkan era gemilang tersebut.

Semasa pemerintahan Samaratungga pula Candi Borobudur dibangun. Pendirian Candi Pawon dan Mendut juga diyakini berlangsung pada era Samaratungga (792-835 M).

Relief dekoratif 

Meski serupa, terdapat perbedaan mencolok antara Candi Pawon dan Borobudur, yakni relief yang terpahat pada dindingnya. Bangunan Candi Pawon tersusun dari batu andesit dengan denah berbentuk bujur sangkar dengan panjang sisi masing-masing 10 meter dan tinggi bangunan 13,3 meter.

Candi Pawon. wikipedia.org

Aju menjelaskan candi ini terbagi dalam tiga bagian, yaitu kaki, tubuh dana tap candi. Bagian kaki Candi Pawon setinggi 1,5 meter yang dihiasi ornamen seperti bunga dan sulur.

Tubuh candi berhias arca Bodhisattva, sementara di bagian atap yang berbentuk persegi bersusun dengan hiasan stupa.

Ada dua cerita terkenal yang tergambar pada dinding Candi Pawon, yakni Kinnara-Kinnari (Burung berkepala manusia) dan Dewa Kuwera (Dewa Kekayaan). "Di sekeliling pohon tadi tergambar beberapa pundi uang. Kemudian, di bagian atasnya, tergambar sepasang manusia sedang terbang," kata Aji.

Tak hanya itu, Aji menjelaskan di Candi Pawon terdapat sepasang jendela kecil yang berfungsi sebagai ventilasi di bagian atas dinding candi. "Secara keseluruhan, bisa dikatakan relief pada Candi Pawon bersifat dekoratif," ujarnya.

Bagi pengunjung yang ingin berwisata ke Candi Pawon bisa membeli tiket masuk dengan harga Rp 10 ribu per orang untuk wisatawan lokal dan Rp 20 ribu per orang untuk wisatawan asing. Sementara tiket parkir untuk kendaraan roda dua dikenakan biaya sebesar Rp 2.000 dan Rp 5.000 untuk kendaraan roda empat.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus