Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Menyusuri Cordoba, Kota Pertama Warisan Budaya UNESCO

Cordoba kota pertama yang ditetapkan sebagai warisan dunia UNESCO pada 1984. Arsitektur Islam dan Spanyol, tak ada tandingannya di Eropa.

14 Oktober 2019 | 10.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
The Mosque-Catedral dibangun antara 784-786 M sebagai masjid, lalu diubah menjadi katedral pada abad ke-13, saat pasukan Kristen menaklukkan kota itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Cordoba tak sepi peminat, tapi kebanyakan wisatawan dunia kerap melewatkannya saat pelesiran di Spanyol. Pesonanya terhimpit oleh keindahan Barcelona dan Sevila. Kota berpenduduk 300.000 itu kerap tak masuk peta wisata para turis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Statistik menunjukkan hal itu. Sekitar 1 juta orang mengunjungi Cordoba pada 2017, sedangkan Barcelona didatangai 8,9 juta turis dan Sevila 2,6 juta wisatawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tetapi Cordoba, bagian dari Andalusia dan kurang dari dua jam perjalanan kereta dari Madrid atau 45 menit perjalanan kereta dari Sevila, memiliki keindahan dan sejarah melampaui dua kota itu. Menurut CNN Travel pada 2018, Cordoba adalah kota pertama di dunia yang memiliki empat Situs Warisan Dunia UNESCO, melampaui Roma dan Paris.

Kawasan bersejarah yang indah adalah jantung kota Cordoba. Jadi, wisatawan bisa menikmati keseluruhannya hanya dengan jalan kaki. Lalu kapan waktu yang tepat bertandang ke Cordoba? Virginia Irurita, pendiri Made for Spain dan Portugal, perusahaan yang berbasis di Madrid yang menjual perjalanan kelas atas, menyebut akhir pekan adalah saat yang tepat.

Paco Gonzalez, seorang sejarawan dan pemandu wisata yang lahir di kota itu, menunjukkan bahwa pengunjung menyelingi jalan-jalan dengan tidur siang dan makan siang panjang serta makan malam. "Budaya di Cordoba, makan bisa menghabiskan waktu beberapa jam. Kami menikmati makanan dan usaha kami," katanya. "Di sela-sela itu, kami menikmati tidur siang."

Di dalam Masjid-Katedral terdapat pilar-pilar dan prasasti dalam bahasa Arab serta ruang-ruang pemberkatan. Courtesy of Spain Tourism Board

Makan Malam yang Santai

Tur ke Cordoba sebagaimana yang ditawarkan agen wisata, dimulau dengan makan malam pada Jumat malam di Casa Pepe de la Judería, yang memiliki teras di puncak gedung dan menghadap ke kota. 

Salah satu hidangan paling populer di menu adalah salmorejo, sup tomat, roti, bawang putih dan minyak zaitun, dengan potongan ham ala Spanyol. Sup ini, bersama dengan ajoblanco, sup dingin almond, bawang putih dan minyak zaitun – hidangan Cordoba didominasi dengan minyak zaitun, yang diproduksi berlimpah di pedesaan.

Puerta Sevilla adalah restoran lain yang disukai oleh penduduk setempat karena ruang makan luar ruangannya yang luas. Selain itu, koki rumah makan itu dapat memodifikasi hidangan tradisional bercita rasa modern.

Tetapi jangan merencanakan untuk makan di bawah jam 21.00, "Kami di Cordoba makan larut malam, dan keluar larut malam," kata Gonzales, kebiasaan yang umum di Spanyol. Restoran itu juga menyajikan hidangan khas Cordoba: rabo de toro, rebusan hangat yang dibuat dari ekor banteng dan berenjenas con miel, terong goreng dengan topping madu. Penduduk setempat biasanya makan di tempat terbuka mengingat cuaca Cordoba yang biasanya hangat.

Sup tomat dengan ham yang dicampuri minyak zaitun, masakan khas Cordoba. Foto: Casa Pepe

Setelah makan malam, ritual kuliner selanjutanya adalah bar wine yang ada di seluruh kota. Wisatawan bisa memilih bar secara acak, karena soal rasa semuanya nyaris mirip hanya suasana yang membedakannya. Untuk urusan wine, Irurita menyarankan Sojo Ribera, tempat yang selalu semarak di bibir Sungai Guadalquivir. "Saya datang ke sini sekitar jam 11 malam dan duduk di luar dan menyesap segelas anggur merah," katanya. Wine dengan pemandangan sungai malam hari adalah piknik sejati. 

Akhiri makan malam dengan segelas Montilla-Moriles, anggur manis yang diproduksi secara lokal yang dapat berfungsi ganda sebagai hidangan penutup.

Jalan-Jalan Pagi

Saat membuka mata, Sabtu pagi merupakan hari yang indah untuk mengunjungi dua situs UNESCO sekaligus: The Mosque-Catedral (Masjid-Katedral), yang terletak di kawasan tersebut. Mengunjungi Masjid-Katedral sebaiknya memang pada pagi hari, saat wisatawan belaum banyak yang datang, "Turis cenderung mengunjunginya antara 14.00-17.00, kami tidak pernah menyarankan pergi saat itu," ujar Gonzales.

Di lokasi tersebut bukan hanya situs Islam dan Katolik, namun juga terdapat sinagog dari abad ke-14; Alcazar. Mulanya, Alcazar adalah sebuah benteng istana yang berasal dari era Dinasti Umayah. Mereka yang gemar berswafoto atau memajang karya fotografinya di Instagram sangat disarankan berlama-lama di lokasi ini. Selain memiliki taman bunga dan selusin gereja dari abad ke 13 dan 14.

Kastil berbenteng yang mulanya untuk tempat tinggal raja era Dinasti Umayah, menjadi sinagog pada abad pertengahan. Foto: Prisma Bildagentur/UIG/Getty Images

Kebanyakan gereja itu terdapat di El Realejo, yang tak begitu ramai dikunjungi wisatawan, "Penduduk setempat datang ke sini untuk misa dan siapa pun dapat masuk secara gratis dan menonton layanan yang berlangsung," kata Gonzalez. Lalu ada Masjid-Katedral. Dibangun antara 784-786 M sebagai masjid, lalu diubah menjadi katedral pada abad ke-13, saat pasukan Kristen menaklukkan kota itu. Kota itu menjadi situs sejarah pertama yang menjadi Warisan Dunia UNESCO pada 1984.

Struktur Masjid-Katedral seluas 250.000 kaki persegi, yang merupakan arsitektur Moor. Irurita menyebut, wisatawan pasti terpesona dengan jumlah prasasti dan motif Arab pada kubah dan dinding di dalamnya. Di dalamnya juga terdapat beberapa kapel dan lebih dari 850 kolom yang dibangun dari marmer, granit dan onyx – yang hanya ada pada era Romawi yang hancur. Tiket masuk untuk umum adalah 10 euro, dan tidak perlu memesan kunjungan terlebih dahulu.

Setelah puas dengan wisata sejarah, Gonzalez menyarankan berhenti di Taberna No. 10. Yup, perjalanan “sejarah” itu cukup menguras kalori, setidaknya di Taberna, Anda bisa mengasup kalori dengan segelas sherry dan tapas. Isian tapas yang disarankan berupa gurita dengan kentang dan serrano ham yang diiris.

Cordoba memiliki beragam arsitektur era Islam, Kristen, dan Yahudi yang membuat kota ini unik. Courtesy of Spain Tourism Board

Menjelang tidur siang, Irurita berpesan aka nada pertunjukan kuda Cordoba selama 70 menit, dan jangan dilewatkan. Pertunjukan Cordoba tak setiap hari diadakan, biasanya hanya tiga atau paling banyak empat kali sepekan. Lokasinya berada di dekat istal – kandang kuda yang dibangun oleh Raja Philip II pada abad ke-16.

Tempat ini berjarak kurang dari lima menit berjalan kaki dari pusat kota, “Pertujunkan kuda Cordoba menggabungkan trik-trik kuda dengan tarian flamenco, dan para penonton berdiri bertepuk tangan, bersorak dan menari," katanya.

Pagi berikutnya, setelah tidur nyenyak di malam hari, wisatawan bisa langsung ke Medina Azahara, yang baru saja dijadikan situs warisan budaya UNESCO pada 2018. Ditemukan pada awal abad ke-20, benteng istana ini dibangun di pedesaan berjarak 10 menit dengan berkendara dari pusat kota.

Medina Azahara disebut-sebut sebagai Istana Versailles mini tetapi dalam gaya Arab. Dibangun sebagai kota baru pada abad ke-10 ketika Abd-al-Rahman III menjadi khalifah Cordoba. Dihuni selama sekitar 80 tahun sebelum dibiarkan menjadi reruntuhan, situs ini memberi pengunjung gagasan tentang jalan, bangunan, dan jembatan di masa lampau.

Festival Patios ini mulai diadakan penduduk Cordoba pada 1918 dan pada 2012 diakui sebagai warisan budaya tak benda UNESCO. Foto:

Festival di Cordoba

Selain bangunan, Cordoba memiliki warisan budaya tak benda UNESCO dalam diri Festival Patios. Festival ini mulai diadakan penduduk Cordoba pada 1918 dan pada 2012 diakui sebagai warisan budaya tak benda UNESCO. Festival Patios ditandai ketika 50 rumah tua bercat putih yang memiliki teras bertaman bunga, membuka pintunya untuk umum setiap musim semi. Lalu, menjadi tradisi hingga saat ini.

Selama festival, jalanan dipenuhi oleh turis dan penduduk lokal yang mengunjungi rumah-rumah yang memiliki teras penuh bunga. Selain menikmati indahnya anyelir, mawar, dan geranium. Pemilik rumah pun sangat ramah kepada pengunjung, “seramah” dekorasi yang mereka buat untuk teras mereka.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus