Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat membahas objek wisata ikonik di Spanyol, kemungkinan besar orang akan berbicara mengenai Sagrada Familia di Barcelona, Plaza de Espana di Seville, dan Alhambra di Granada. Namun, ada salah satu tempat yang menyimpan banyak sejarah di dalamnya yang menjadi saksi kehidupan Agama Kristen dan Islam di Spanyol, yaitu Mezquita-Catedral de Cordoba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bangunan ikonik bersejarah ini menjadi salah satu tempat ibadah tertua di Spanyol. Ditetapkan sebagai warisan dunia UNESCO pada 1984, Mezquita-Catedral de Cordoba menjadi simbol Islam-Kristen di Spanyol. Bangunan tersebut merupakan gereja katedral yang sampai sekarang masih digunakan untuk beribadah umat Kristiani.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelum menjadi gereja Katolik, pada masa pemerintahan Dinasti Umayyah di Spanyol, bangunan ini adalah sebuah masjid. Sekarang, sebagian arsitektur bangunan menjadi gereja katedral dan lainnya masih utuh sebuah masjid. Namun demikian, umat Islam tidak diperbolehkan salat di tempat tersebut.
Selain menjadi tempat ibadah umat Kristen Katolik, Mezquita-Catedral de Cordoba dibuka untuk umum. Pengunjung bisa melihat gaya bangunan detail Gotik, Renaisans, dan Barok serta perpaduan struktur bangunan kuno Islam dan Kristen. Karena bangunan masjid era Dinasti Umayyah masih dipertahankan, pengunjung bisa merasakan suasana bangunan dengan gaya timur tengah. Dipadukan dengan arsitektur khas barat pada bagian Gereja Katedralnya.
Perbedaan dua budaya dan agama yang mencolok bisa ditemukan pada satu bangunan yang sama. Bangunan ini merangkum identitas dan sejarah yang kompleks, sehingga menciptakan contoh bangunan indah dengan sejarah, unsur budaya, dan peradaban yang berbeda. Itu lah daya tarik yang ditawarkan dari bangunan bersejarah Masjid-Katedral Cordoba.
Sejarah Mezquita-Catedral de Cordoba
Dilansir dari Britannica, struktur asli bangunan dibuat saat masa pemerintahan Dinasti Umayyah di Andalusia saat ini Spanyol yaitu Abdul Rahman I. Pada 711 Masehi, saat bangsa Moor merebut Andalusia dari Kristen, tempat yang akan dijadikan sebuah masjid adalah Basilika Visigoth San Vicente. Awalnya, Basilika tersebut dibagi dua untuk Islam dan Kristen. Kemudian pada 784 Masehi mulai dibangun masjid atas perintah Abdul Rahman I.
Menurut laman resmi Mezquita-Catedral de Cordoba, pembangunan kapel Muslim asli dibuat mengikuti tata letak Basilika. Kapel tersebut dibuat terstruktur menjadi sebelas lorong lurus dengan kiblat. Tahun 788, dibangun sebuah menara untuk dikumandangkannya suara adzan. Semakin bertambahnya penduduk dan pengikut ajaran Islam, pada abad ke-9 saat pemerintahan Abdul Rahman II dilakukan perluasan bangunan. Dibangun delapan lorong baru ke arah selatan, serta tempat untuk wudhu semakin besar. Penambahan ruangan dengan 200 tiang bergaya hypostyle juga dilakukan.
Di bawah kekuasaan Abdul Rahman III tahun 951-952 Masehi dibuat menara baru dengan tinggi mencapai 47 meter. Menara ini dijadikan contoh untuk menara di Seville, Rabat, dan Marrakesh. Ketika kerajaan semakin jaya, dilakukan perluasan tempat salat dan maqsurah dengan seni yang indah. Pada abad sepuluh ini, terus dilakukan perluasan masjid hingga ke arah timur. Denah bangunan yang telah selesai membentuk persegi panjang luas berukuran 180 x 130 meter.
Tahun 1236, Cordoba diambil alih oleh orang-orang Kristen. Mulai saat itu, bekas masjid telah berfungsi sebagai katedral Kristen dan gaya bangunan Moornya diubah pada abad ke-16. Didirikan sebuah altar tinggi di bagian tengah dan paduan suara bentuk salib, serta dibangun kapel di sepanjang sisi halaman. Lalu, sebuah menara lonceng dibuat setinggi 90 meter menggantikan menara lama.
NIA NUR FADILLAH | TIMEOUT | BRITANNICA
Pilihan editor: Menyusuri Cordoba, Kota Pertama Warisan Budaya UNESCO