Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Nasi Lengko, Diaduk Atau Tidak Sama Lezatnya

Menikmati nasi lengko khas Cirebon, rupanya ada dua mahzab: diaduk agar cita rasa merata atau dicicipi per bagian. Hasilnya? Sama-sama nikmatnya.

15 Juli 2019 | 22.01 WIB

Hidangan nasi lengko Ibu Sukarti di kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon. TEMPO/Bram Setiawan
Perbesar
Hidangan nasi lengko Ibu Sukarti di kawasan Keraton Kasepuhan Cirebon. TEMPO/Bram Setiawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ikon Cirebon bukan hanya Keraton Kasepuhan saja. Ada yang tak boleh dilupakan berupa kelezatan nasi lengko. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sekilas tampak nyaris tak berbeda dengan satu porsi rames atau nasi pecel minus sayuran berwarna hijau. Tapi, soal rasa jangan melihat dari rupa. Anda harus mencicipinya, karena rumus cinta pada pandangan pertama tak berlaku di sini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nasi Lengko tampak bersahaja dengan campuran tempe goreng, tahu goreng, mentimun, tauge. Lalu disiram bumbu kacang, yang ditambahi kecap manis, serta ditaburi bawang goreng dan irisan daun kucai.

"Rasa manis bumbu kacang dan kecap yang identik dari nasi lengko," kata Sukarsono, 33 tahun, pedagang nasi lengko dan docang Ibu Sukarti. Nasi lengko Ibu Sukarti boleh dibilang paling diminati di sekitar Keraton Kasepuhan Cirebon.

Saat menyantap nasi lengko, ketika mengunyah kali pertama yang dirasakan pedas dan manis. Rasa pedas dari sambal kacang. Sedangkan rasa manis bersumber dari kecap. Menurut Sukarsono, kecap manis yang digunakan mesti encer.

Proses menghidangkan nasi lengko

"Tidak pakai kecap manis seperti yang biasanya," tuturnya. Untuk urusan kecap, nasi lengko hanya nikmat dengan merek lokal Cirebon.

Para pemuja nasi lengko juga memiliki perdebatan, setara dengan para penikmat bubur ayam: diaduk atau dikudap per bagian. Diaduk agar sambal kacang dan kecap membaur menciptakan rasa yang khas. Atau dicicipi per bagian seperti parade rasa. 

Namun, tone terakhir dari nasi lengko berupa irisan daun kucai. "Daun kucai harus mentah, agar rasanya segar," kata Sukarsono putra Sukarti.

Meskipun daun kucai tidak memiliki rasa yang dominan, namun ia menjadi pelengkap sempurna dari taburan bawang goreng. Bila ingin rasa pedas, bisa menambahkan sambal sesuai selera. Seporsi nasi lengko Ibu Sukarti dihargai Rp10 ribu. 

 
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus