Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Pemandu Wisata Ancam Keluarkan Sekelompok Turis Cina yang Tolak Belanja Perak

Pemandu wisata tersebut tiba-tiba memerintahkan kelompok turis Cina itu berbelanja kalau tidak ingin dipaksa keluar dari bus.

21 Februari 2025 | 13.00 WIB

Pengunjung mengamati tulisan tradisional China di Pasar Malam Chengdu, Sichuan, Cina, Selasa (30/4/2024). Pasar malam tersebut menjadi salah satu destinasi wisata untuk para atlet dan delegasi tim Thomas dan Uber 2024 yang menampilkan berbagai budaya China. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.
Perbesar
Pengunjung mengamati tulisan tradisional China di Pasar Malam Chengdu, Sichuan, Cina, Selasa (30/4/2024). Pasar malam tersebut menjadi salah satu destinasi wisata untuk para atlet dan delegasi tim Thomas dan Uber 2024 yang menampilkan berbagai budaya China. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/aww.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pemandu wisata dilaporkan memaksa sekelompok 25 turis Cina membeli produk perak yang harganya terlalu mahal. Ia mengancam akan mengeluarkan mereka dari bus jika mereka menolak untuk berbelanja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Peristiwa itu dialami sekelompok wisatawan yang memesan tur tujuh hari dari Chengdu ke Huanglong, Sichuan, dengan biaya hingga 2.000 yuan atau sekitar Rp4,5 juta. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Vn Express, pada 2 Februari, kelompok tersebut berangkat dari Chengdu ke Huanglong, Sichuan, Cina. Namun, ketegangan muncul pada hari ketiga ketika pemandu wisata tersebut marah setelah beberapa wisatawan menolak untuk berbelanja di toko-toko yang ditunjuk.

Saat dalam perjalanan ke Jiuzhaigou, pemandu wisata tersebut tiba-tiba memerintahkan semua penumpang untuk berbelanja kalau tidak ingin dipaksa keluar dari bus.

Berhenti di Tengah Hujan Salju

Untuk menekan mereka lebih jauh, bus tersebut diparkir selama lebih dari 20 menit di daerah terpencil di sepanjang Sungai Minjiang, di mana suhu telah turun hingga minus 13 derajat Celsius di tengah hujan salju. Meskipun suhu sangat dingin dan banyak orang tua dan anak-anak, pemandu wisata tetap bersikeras untuk mengeluarkan mereka yang menolak berbelanja.

Perdebatan sengit terjadi antara wisatawan dan pemandu wisata. Beberapa penumpang mengancam akan melaporkan kejadian tersebut kepada otoritas pariwisata.

Akhirnya, pemandu wisata mengalah dan membawa wisatawan tersebut sampai ke tempat tujuan dengan selamat.

Pada 15 Februari, media lokal mencoba menghubungi agen perjalanan yang bertanggung jawab atas tur tersebut tetapi tidak mendapat tanggapan. Kemudian, agen tersebut secara proaktif menghubungi wisatawan untuk meminta maaf dan menawarkan pengembalian sebagian biaya tur mereka.

Insiden Pemaksaan oleh Pemandu Wisata

Kejadian ini bukan yang pertama kali. Beberapa insiden dilaporkan di Cina di mana wisatawan diancam oleh pemandu wisata untuk membeli produk dengan harga mahal. 

Juni 2024, seorang pemandu wisata di Cina mengunci 37 turis di dalam toko kasur di Provinsi Yunnan dan memaksa mereka untuk membeli produk. Jika tidak, mereka tidak diizinkan keluar dari tempat itu.

Di Bangkok, tahun lalu juga ada insiden turis Cina dimarahi dan diserang oleh pemandu wisata karena menolak belanja di toko perhiasan. Turis itu dimaki-maki dengan disebut tidak menghormati di pemandu karena tidak membeli produk apa pun.

Mila Novita

Bergabung dengan Tempo sejak 2013 sebagai copywriter dan menjadi anggota redaksi pada 2019 sebagai editor di kanal gaya hidup. Kini menjadi redaktur di desk Jeda yang meliputi gaya hidup, seni, perjalanan, isu internasional, dan olahraga

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus