Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Temangggung - Pemugaran talud Situs Liyangan di lereng Gunung Sindoro, Desa Purbosari, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, menggunakan batu baru sekitar 30-35 persen. Batu baru ini diambil dari lereng Gunung Merapi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Karena sebagian batu asli hancur atau hilang, maka dalam pemugaran ini kami menggunakan batu baru sejenis yang didatangkan dari lereng Gunung Merapi," kata kata Ketua Tim Pemugaran Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah Eri Budiarto, di Temangung, Kamis, 22/11.
Eri menjelaskan balok-balok batu andesit tersebut dipesan dari perajin batu di sekitar kawasan Gunung Merapi. " Batu-batu baru tersebut diberi tanda untuk membedakan dengan batu lama."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemberian tand apada batu baru itu dimaksdukan agar pengunjung mengetahui bahwa batu itu sudah diganti. Ari mengatakan dalam proses pemugaran tim tetap melakukan pencarian batu yang asli. Sebab, diasanya dalam proses pemugaran itu akan ditemukan batu asli.Pekerja menggali tanah di petak ekskavasi situs Liyangan, kecamatan Ngadirejo, kabupaten Temanggung, Jateng, 25 November 2014. Berdasarkan data Arkeologis, situs seluas 6-7 hektar ini merupakan peninggalan dari jaman kerajaan Mataram Hindu pada abad 6-10. TEMPO/Suryo Wibowo
Ia mengatakan pemugaran talud yang membatasi teras kedua dengan teras ketiga Situs Liyangan tersebut direncanakan selesai pada akhir Desember 2018. Pemugaran tersebut melibatkan sekitar 30 hingga 40 tenaga kerja yang sebagian besar tenaga lokal.
Eri mengklaim tidak ada kendala berarti dalam pemugaran talud Situs Liyangan ini. “Hanya akhir-akhir ini ada hujan sehingga waktu pengerjaan tidak bisa optimal.”
Pada 2017 tim BPCB telah berhasil memugar pagar candi induk Situs Liyangan yang membujur ke barat. Lalu trap tangga di bagian talud yang membujur ke utara juga dipugar. "Ke depan, pemugaran akan dilanjutkan untuk pagar candi yang membujur ke barat sisi selatan," kata dia.
Situs Liyangan ditemukan pada kedalaman 10 hingga 12 meter terpendam material yang diduga akibat letusan Gunung Sindoro. Akibat bencana alam tersebut, situs peninggalan zaman Mataram Kuno itu tidak utuh lagi. Bangunan dari kayu hancur dan sebagian ditemukan dalam bentuk arang. Adapun bangunan dari batu sebagian berserakan.
ANTARA