Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film Dilan, yang meraih enam juta lebih penonton, memunculkan sosok idola baru, terutama di sebagian kalangan remaja. Jaket yang dipakai Dilan pun digandrungi dan menjadi komoditas laris.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pidi Baiq, penulis novel Dilan, meminta para penggemar Dilan tidak asal meniru sosok yang diklaim nyata itu. "Sikap Dilan lebih penting ditiru jangan hanya kulitnya," katanya saat tanya-jawab dengan hadirin dalam acara peluncuran prangko Dilan, Selasa, 6 Maret 2018, di Graha PT Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang pelajar menanyakan tanggapan Pidi tentang peniruan Dilan di kalangan anak muda, seperti beberapa kawannya. "Ikuti saja yang baik-baiknya, yang tidak baik laporkan ke polisi," ujar Pidi setengah serius.
Menurutnya, ucapan dan sikap Dilan antara lain karena hasil membaca buku seperti tafsir agama. Latar Dilan sebagai anak tentara juga berpengaruh. "Jadi jangan asal ikutin Dilan, kualifikasinya beda," ucapnya.
Mengenai Dilan yang naik sepeda motor tanpa helm, kata Pidi, zamannya berbeda dengan sekarang. Adapun anggapan orang tentang Dilan dan geng motornya yang suka berkelahi, Pidi berkilah. "Ibu-ibu juga sering berantem, misalnya di media sosial," tuturnya.
Dilan merupakan tokoh utama dalam serial novel. Pidi menulisnya berdasarkan penuturan Milea, mantan kekasih Dilan. Pada seri lain, Pidi menuliskan berdasarkan penuturan Dilan. Kedua tokoh itu diklaim nyata, tapi identitas aslinya dirahasiakan.