Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Rahasia Kecantikan Orang Jepang: Berendam Air Panas di Zao Onsen di Yamagata

Zao Onsen adalah sumber mata air panas di Kota Zao, Yamagata yang memiliki tingkat keasaman paling tinggi dan menjadi rahasia kecantikan orang Jepang.

26 November 2023 | 06.03 WIB

Suasana Kota Zao, Jepang yang terkenal akan onsennya.
Perbesar
Suasana Kota Zao, Jepang yang terkenal akan onsennya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Zao- Orang Jepang memiliki kulit wajah yang bersinar, mulus, dan terlihat awet muda. Ternyata, ada rahasia yang sudah dilakukan ratusan tahun lampau. Mereka biasa berendam di pemandian-pemandian air panas alami di Zao Onsen yang berada di Zao, Prefektur Yamagata, area Tohoku. Dalam Bahasa Jepang, onsen artinya sumber air panas alami dari pegunungan berapi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Kota Zao merupakan salah satu sumber air panas di Jepang, negara empat musim yang berada di atas kawasan gunung berapi. Berada di ketinggian 880 meter di atas permukaan laut, kota ini merupakan kawasan lereng Gunung Zao. Sungainya mengalir air belerang dari kawah Gunung Zao dengan kandungan keasaman paling tinggi di seluruh Jepang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Setara dengan asam lambung. Kalau dibandingkan dengan lemon, ini lebih asam," kata Okazaki, Ketua Asosiasi Zao Onsen ketika Tempo pada Kamis, 9 November 2023.  Selama sepekan, pada 7-13 November 2023, Tempo mendapat kesempatan mengikuti FAM Trip Tohoku & Kanto atas undangan Japan National Tourism Organisation. 

Zao Onsen Bikin Awet Muda dan Glowing

Air dengan PH tinggi mendekati 1 ini diyakini paling bagus digunakan sebagai perawatan kecantikan. Kulit wajah menjadi mulus dan glowing. Okazaki, 53 tahun, kemudian mengajak Tempo membuktikan kadar usia kulitnya dengan alat seperti termometer. Saat alat itu ditempelkan di kulitnya, angkanya memperlihatkan usia 38 tahun, lebih muda 15 tahun.

Kulit wajahnya memang terlihat bersinar dan kenyal. Saya duga, selain karena sering berendam, juga dinginnya udara di Zao membuat wajah jauh lebih awet.  Tapi jelas, fakta glowing wajah Okazaki ini membuat kami makin penasaran untuk mencobanya. 

Generasi ke-13 pengelola onsen di Zao itu kemudian menunjukkan bagaimana air sulfur di Zao Onsen itu menjadi pilihan orang Jepang untuk merawat kecantikannya. Ia memperlihatkan parutan apel yang dimasukkan ke dalam air belerang produksi Zao. Ada tiga gelas yang dia tunjukkan. Air belerang Zao yang baru saja diambil, yang sudah berusia dua jam di dalam gelas, dan air putih biasa. 

Kandungan belerang di Zao Onsen, Kota Zao, Yamagata, Jepang. Foto: TEMPO| Istiqomatul Hayati.

Saat paruten apel itu dimasukkan ke dalam air belerang yang baru saja diambil, voilaaaa! Air tetap bening, seperti tidak ada apa-apa. Parutan kedua dimasukkan ke dalam air belerang berusia dua jam di dalam gelas. Air terlihat lebih pekat. Terakhir, apel yang sudah diparut itu dimasukkan ke dalam air putih, langsung keruh. 

Kami langsung bertepuk tangan menyaksikan pertunjukan itu. Agar kami makin teryakinkan, Okazaki memperlihatkan parutan apel tadi dimasukkan ke dalam plastik kecil dan ditutup rapat. Selanjutnya plastik berisi apel tadi dimasukkan ke dalam air belerang Zao yang baru. Ajaib! Meski sudah tertutup plastik, gelas berisi air sulfur Zao Onsen itu tetap bening. 

Alasan Berendam di Zao Onsen

Menurut Okazaki, tingkat keasaman yang tinggi ini membuat masyarakat lebih suka berendam di sumber mata air panas di Zao ketimbang onsen lain di Jepang. Mereka tak ragu datang ke Zao di Yamagata meski perjalanannya cukup jauh, berjarak 400 kilometer dari Tokyo. "Dua dari tiga onsen di Jepang yang digunakan untuk kecantikan, berada di Zao," katanya. 

Kandungan sulfur, karbon, zat besi, dan PH yang tinggi di dalam air onsen di Zao dapat menyebabkan kulit mati hilang. Artinya, bekas jerawat atau kulit yang terkena kutu air, kembali mulus dan cling. 

Tapi tentu saja, tidak sembarang air panas dapat memenuhi syarat sebagai onsen. Di Jepang, kata Okazaki, ada peraturan onsen bisa dikelola dan dikomersialkan jika tingkat panasnya mencapai 25 derajat celcius atau lebih. Airnya pun harus mengandung mineral seperti asam metaborat.  Di Zao Onsen, suhunya mencapai 45 derajat celcius. Tingkat kepanasan ini bisa dipakai untuk merebus telur setengah matang. 

Di Zao, debit air yang keluar sebanyak 8.000 liter air per menit secara alami tanpa bantuan mesin. Hal ini membuat Zao menjadi juara onsen di Prefektur Yamagata. Okazaki menjelaskan, Zao Onsen mulai beroperasi pada 1908, meski sejarahnya sudah berusia lampau. Konon, sumber air panas di Zao mulai ada sejak 110 Masehi. Bermula dari cerita seoran pejuang yang terluka dan berusaha mengeluarkan anak panah dari tubuhnya. Ia membersihkan lukanya dengan mata air panas di Zao. Ajaibnya, lukanya cepat sembuh dan tidak menimbulkan bekas. 

Salah satu pemandian air panas privat onsen di Kota Zao, Jepang. Foto: Istimewa.

Selanjutnya, Air Keluar dari 40 Tahun Lalu

Air Keluar dari 40 Tahun Lalu

Menurut Okazaki, onsen yang bisa dirasakan masyarakat mengalir dari Gunung Zao dari puluhan tahun lalu. "Onsen yang sekarang keluar itu muncul dari 40 tahun lalu. Siklusnya memang membutuhkan waktu 40 tahun dari gunung. Artinya, kalau dari gunung mengeluarkan calon onsen itu, ia akan keluar ke tanah-tanah di Zao tahun 2063," ujarnya. 

Di Zao sendiri terdapat beberapa tempat pemandian air panas yang terbuka untuk umum. Harganya 1.000 Yen atau sekitar Rp 100 ribu. Tempat pemandian air panas ini buka hingga pukul 10 malam. Di sini, ada aturan yang menjadi kesepakatan bersama jika ingin berendam di onsen. Anda harus menanggalkan semua baju di tubuh. Waktu untuk berendam biasanya dibatasi per 15 menit, tergantung kondisi badan Anda. 

Jika ingin merasakan onsen yang lebih privat, Anda bisa berendam di ryokan, penginapan khas Jepang. Di ryokan, biasanya menawarkan berendam yang bisa dinikmati sendirian. Saya pun tak ketinggalan mencobanya. Tapi sebagai orang dari daerah tropis yang tidak terbiasa berendam di air panas, butuh perjuangan untuk sekadar mencelupkan salah satu kaki ke kolam. Satu kaki masuk kolam, kaki satunya seperti diperintah otak untuk menolak lantaran kepanasan. Walhasil, saya gagal berendam dan akhirnya mengguyur badan pelan-pelan. 

Salah satu tempat pemandian air panas atau onsen untuk umum di Kota Zao yang disebut Zao Onsen. Foto: Tempo| Istiqomatul Hayati.

Menjelajahi Kota Zao

Sebelum berendam dan merasakan menginap ryokan, jangan lewatkan untuk berjalan-jalan menjelajah Zao. Anda akan merasakan keindahan suasana perkampungan Jepang di daerah dingin. Suhu saat saya datang ke sana masih musim gugur, tapi dinginnya terasa menonjok tulang bagi orang tropis: 12 derajat celcius. 

Saya memulai jalan di air terjun Mikaeri yang disebut Dondon-biki. Ini merupakan air terjun mini yang bisa dilihat dari depan ryokan, tempat saya menginap. Terlihat uap panas dari air yang mengalir di sungai itu.

Terdapat palang papan nama yang menjelaskan air terjun itu. "Tempat ini dikenal dengan nama Dondon-biki oleh masyarakat setempat karena aliran sungainya yang mengeluarkan suara menderu seperti Don-don. Di masa lalu, ketika anak-anak berperilaku buruk, orang tua selalu berkata, 'Kamu akan dibuang ke Dondon-biki, jadilah berperilaku baik,' kepada anak-anak mereka." 

Dulu, air terjun ini disebut sebagai pintu gerbang ke Zao Onsen. Sungainya disebut Mikaeri-Taki atau air terjun yang berputar. Disebut demikian lantaran, tamu-tamu dapat melihat kota sumber air panas itu dengan berkeliling. 

Di perjalanan mengelilingi Zao Onsen, saya menemukan empat orang sedang merendam kakinya di empang khusus yang disediakan gratis. Empang onsen itu pada akhirnya juga akan mengalir ke sungai. Mereka bercanda dan terlihat sudah biasa berendam di air panas. 

Perjalanan terus naik hingga sampai di ujung menuju anak tangga ke kuil. Kuil Sinto itu bernama Sugawa Onsen Kuil. Ada seratus anak tangga untuk menuju ke kuil. Kondisi fisik saya tak memungkinkan untuk menapak tangga ke arah kuil. 

Di musim dingin, Kota Zao terkenal sebagai salah satu spot bermain ski. Anda akan diajak naik ke atas menggunakan kereta gantung ke spot bermain ski di Gunung Zao. Saat ski, Anda akan melewati pohon-pohon yang mengeras pada Januari karena salju lebat dan angin dengan suhu yang sangat dingin. Formasi ini dikenal sebagai "monster salju" atau juhyo dalam bahasa Jepang. 

Air Terjun di Kota Zao mengalir sumber mata air panas dari Gunung Zao, Jepang. Foto: TEMPO| Istiqomatul Hayati.

Cara ke Zao Onsen

Anda yang tertarik ke Zao Onsen, bisa melakukan perjalanan dengan menumpang kereta Shinkansen dari Tokyo ke Stasiun Yamagata. Dari stasiun, Anda dapat melanjutkan dengan bus yang akan langsung mengantar Anda ke kota dingin itu. Jika musim dingin, dari Kota Sendai, Anda bisa menggunakan bus yang langsung mengantar ke Kota Zao untuk bermain ski dari Gunung Zao. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus