Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Benny Panjaitan terserang penyakit stroke pada 2010 lalu. Menurut Benny Panjaitan dalam wawancara dengan Tabloid Bintang Indonesia pada 2011 lalu, ia bersyukur keluarga selalu mendampingi saat ia menderita sakit. Begitu juga dengan kerabat dan sahabat yang rajin membesuknya.
Baca juga: Benny Panjaitan, Kisahnya dari Band Bocah sampai Panbers
Hampir tiap hari rumah Benny Panjaitan kedatangan tamu. Namun ternyata tak semua bermaksud baik. “Terus terang, selama saya sakit, saya banyak ditipu. Sudah ratusan orang yang datang ke rumah saya. Kasih obat ini, kasih obat itu. Pijit sana, pijit sini. Ternyata enggak ada hasil. Ya sudahlah, relakan saja,” kata Benny Panjaitan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jadi, saran Benny Panjaitan buat orang yang sakit, "Haruslah punya supervisor yang mengatur keuangan, mengatur ke mana berobat. Jangan sampai salah langkah. Banyak janji-janji pengobatan, kita selidiki dulu. Pengobatannya pakai cara apa? Jangan cuma bisa komat-kamit, tapi enggak sembuh-sembuh."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Simak: Tangis Keluarga Iringi Kepergian Gitaris Panbers Benny Panjaitan
Menurut Benny Panjaitan, ia membiayai pengobatan stroke dari tabungannya. “Saya tidak pernah sampai menjual barang-barang saya untuk berobat. Dari dulu saya sudah rajin menabung," ujar Benny Panjaitan. "Royalti dari RBT juga bisa membantu saya untuk berobat ke dokter. Selain itu, syukurlah banyak juga yang menyumbang. Saya sampai terharu, kok tiba-tiba tabungan saya bertambah. Itu karena selama ini saya menanam kebaikan pada orang lain. Banyak bergaul. Banyak berorganisasi. Menuainya, ya di hari tua seperti sekarang."
Seperti diketahui, Benny Panjaitan meninggal dunia Selasa 24 Oktober ini. Ia meninggal karena penyakit stroke.
TABLOIDBINTANG