Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Ada momen menarik dalam peringatan Wiyosan Dalem Tumbuk Ageng ke-64 tahun (Jawa) Raja Keraton Pura Pakualaman Yogyakarta Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario (KGPAA) Paku Alam X, Minggu petang 19 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tumbuk Ageng merupakan upacara adat dalam tradisi Jawa memperingati usia 8 windu atau 64 tahun Paku Alam X yang lahir pada 15 Desember 1962 atau 18 Rejeb 1894 dalam penanggalan Jawa. Yang menjadikan puncak peringatan kali ini menarik karena digelarnya pertunjukan tari dan drama non dialog Sendratari Ramayana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertunjukkan Tari Ramayana sendiri biasanya hanya ditampilkan di kawasan Candi Prambanan. Dengan sejumlah atraksi seperti tarian, peperangan hingga permainan api yan membuat penonton berdecak.
Lantas, apa jadinya ketika sendratari ini ditampilka di komplek Keraton, persisnya di Bangsal Sewatama, Pura Pakualaman, Yogyakarta?
Sendratari Ramayana ditampilkan di Bangsal Sewatama, Pura Pakualaman, Yogyakarta Minggu petang, 19 Januari 2025. Dok.istimewa
"Sendratari Ramayana ini meski ditampilkan secara utuh, pertunjukannya hanya berdurasi sekitar 1,5 jam," kata Permaisuri Paku Alam X, Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAy) Paku Alam yang biasa disapa Gusti Putri di sela acara.
Gusti Putri mengatakan, pagelaran sendratari Ramayana ini menjadi acara penutup dari serangkaian kegiatan Peringatan Wiyosan-Dalem Tumbuk Ageng ke-64 tahun Paku Alam X yang rangkaiannya sudah dimulai sejak 13 Januari 2025 lalu.
Ia menjelaskan, pertunjukan sendratari Ramayana dipilih sebagai puncak acara karena saat ini sudah jarang dipentaskan secara utuh. Biasanya sendratari ini hanya dipentaskan babak per babak atau per episode saja. Para penari Ramayana, kata dia, dulunya banyak yang berasal dari Pura Pakualaman.
“Selain sudah jarang dipentaskan secara utuh, kami memilih pertunjukan Ramayana karena dulunya penari Pura Pakualaman itu banyak menarikannya di Candi Prambanan. Sekarang kami ingin pertunjukan ini bisa ditarikan di Bangsal Sewatama Puro Pakualaman lagi, setelah sekian lama tidak pernah digelar di sini,” katanya.
Ada beberapa modifikasi yang dilakukan. Misalnya jika dalam pementasan di Candi Prambanan ada permainan api berkobar kobar namun pada pertunjukkan ini kobaran api digambarkan melalui atribut bergambar api.
Sinopsis sendratari Ramayana yang ditampilkan yakni setelah peristiwa penculikan Sinta di hutan Dandaka oleh Rahwana. Hanoman datang kemudian diutus menuju Alengka sebagai utusan Rama.
Saat tiba di Alengka, Hanoman mulai memporak-porandakan kerajaan Alengka. Kemudian Rama datang ke Alengka dan memulai pertempuran untuk mengalahkan Rahwana. Rama akhirnya berhasil memenangkan pertempuran sekaligus berhasil mendapatkan Sinta kembali.
Sehari sebelum peringatan puncak Tumbuk Ageng ini, Pura Pakualaman juga menggelar prosesi Pahargyan Tingalan Wiyosan Dalem Tumbuk Ageng KGPAA Paku Alam X. Dalam upacara itu salah satu pertunjukannya yang ditampilkan adalah Beksan Sri Kawuryan dan Bedhaya Indrawidagda.