Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelonggaran karantina wilayah membuat berbagai destinasi wisata di Italia dibuka. Setelah situs Pompeii, kini Kapel Sistina dan Museum Vatikan, dibuka kembali untuk kunjungan publik. Sebelumnya, kapel yang berhias lukisan fresko karya Michelangelo itu, hanya bisa dinikmati secara virtual.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain Kapel Sistina di Istana Apostolik, Museum Vatikan juga telah dibuka mulai 1 Juni lalu. Museum, yang jadi tempat koleksi-koleksi mahakarya Renaissance terbesar di dunia serta artefak Romawi dan Mesir kuno, dapat dikunjungi dengan membuat reservasi daring.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemesanan tiket secara daring itu, demi mengatur jumlah orang yang datang pada waktu yang sama. Pengunjung juga harus diperiksa suhu tubuhnya dengan pemindai thermal jarak jauh, serta diwajibkan memakai masker.
Pengunjung hanya dibatasai 25 orang. Jadi, mereka yang ingin menikmati Kapel Sistina dengan hiasan lukisan fresko pada langit-langitnya, dapat memuaskan diri. Lukisan fresko di langit-langit itu, bertema kisah-kisah dalam injil, salah satunya mural "Pengadilan Terakhir" karya Michelangelo.
Karya-karya lainnya, dibuat oleh satu tim pelukis Renaisans beranggotakan Sandro Botticelli, Pietro Perugino, Pinturicchio, Domenico Ghirlandaio, dan Cosimo Rosselli. Mereka membuat rangkaian fresko Riwayat Musa dan Riwayat Kristus.
Kapel Sistina yang luas itu, dengan hanya diisi 25 pengunjung memang terasa sunyi, "Museum Vatikan biasanya tak bisa diakses karena banyak turis, sebagian besar orang asing," kata Marisa, warga Roma. "Kami menikmati sisi positif dari tak banyak turis untuk melihat keindahan di sini, rasanya sangat emosional," kata dia kepada Reuters.
Selain Kapel Sistina, Museum Vatikan juga jadi ikon wisata Roma. Tahun lalu, museum itu didatangi sekitar 7 juta pengunjung dan menghasilkan US$100 juta per tahun untuk Tahta Suci Vatikan.
Presiden Donald Trump dan istrinya Melania (dua dari kanan) mendengarkan pemandu saat mereka mengamati langit-langit fresco di Kapel Sistina Museum Vatikan, di Vatikan, 24 Mei 2017. L'Osservatore Romano/AP
Jumlah itu mungkin tak bisa tercapai dalam beberapa waktu ke depan, karena efek pandemi terhadap industri pariwisata dan hotel. Selama ditutup, pencinta seni bisa mengunjungi museum lewat tur virtual. Tapi sebagian orang setuju rasanya tak sama dengan melihat langsung.
"Tentu saja tur digital penting, tapi mengunjungi langsung karya seni tak bisa digantikan dengan tur virtual," kata Direktur Museum Barbara Jatta.