Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Sering Ramai, Jalur Unta di Gurun Pasir Cina Dipasangi Lampu Lalu Lintas

Lampu lalu lintas ini dipasang untuk mengatur lalu lintas unta dan manusia, tetapi kini jadi daya tarik wisata baru di gurun pasir itu

29 Mei 2024 | 18.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Turis melewati jalan saat lampu merah khusus unta menyala di tempat wisata Gunung Mingsha dan Mata Air Bulan Sabit di Kota Dunhuang, Provinsi Gansu, Cina Barat Laut, 11 April 2021.[China News Service / SCNS]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bukan hanya jalan raya, gurun pasir pun ternyata bisa mengalami kemacetan. Tapi yang berbaris bukanlah mobil, melainkan unta wisata yang ditunggangi manusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal itu terjadi di bukit pasir Gunung Mingsha dan Crescent Spring Scenic Spot di Cina. Karena macet tidak juga bisa diatasi, pemerintah setempat pun memasang lampu lalu lintas sebagai solusi. Ini disebut sebagai yang pertama di dunia.

Dipasang sejak 2021

Sistem unik ini dipasang pada 2021 di tempat populer di pinggiran Kota Dunhuang di Provinsi Gansu, Cina barat laut. Sinyal tersebut memiliki tujuan yang sama seperti lampu lalu lintas biasa dan menampilkan simbol pejalan kaki hijau dan gambar khas unta berpunuk dua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lusinan lampu lalu lintas dipasang di sepanjang rute wisata tersebut untuk memungkinkan pejalan kaki menyeberang di antara barisan panjang unta.

Saat lampu unta hijau menyala, unta bisa lewat, dan saat lampu unta merah menyala, unta berhenti untuk membiarkan pejalan kaki lewat.

Lampu lalu lintas berfungsi untuk mempercepat perjalanan unta melintasi gurun pasir, tapi hal ini tidak membuat kawasan tersebut menjadi tidak macet karena lampu lalu lintas itu telah menjadi daya tarik wisata yang populer.

Dikunjungi 3,7 juta wisatawan 

Menurut China Daily, Wang Youxia, wakil manajer umum perusahaan yang bertanggung jawab atas operasional tempat wisata tersebut, mengatakan bahwa lebih dari 3,7 juta wisatawan berkunjung tahun lalu, dengan 42 persen di antaranya memilih naik unta.

Gurun pasir ini adalah rumah bagi sekitar 2.000 ekor unta, yang masing-masing membawa banyak wisatawan setiap harinya, menurut situs web tersebut.

Menunggang unta dioperasikan oleh penduduk desa setempat, yang mengenakan biaya sekitar 100 yuan atau Rp227 ribu per wisatawan untuk perjalanan menunggang unta selama satu jam.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus