Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Sutradara Fajar Nugros Susah Tidur Jika Tak Dengar Suara Ini

Fajar Nugros mengikuti hobi bapaknya. Tapi dia tak mau asal-asalan.

15 Agustus 2019 | 07.58 WIB

Fajar Nugros, Eva Celia dan Adipati Dolken dalam acara syukuran jelang syuting perdana film "Adriana" di Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Rabu (22/5). Eva Celia akan menjadi pemeran utama dalam film ini. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Perbesar
Fajar Nugros, Eva Celia dan Adipati Dolken dalam acara syukuran jelang syuting perdana film "Adriana" di Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Rabu (22/5). Eva Celia akan menjadi pemeran utama dalam film ini. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sutradara Fajar Nugros, kereta api bukan sekadar sarana transportasi. Kereta, lewat suaranya, juga menjadi peranti yang membuat dia tenang karena merasa dekat dengan rumah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Waktu awal pindah ke Jakarta, saya enggak bisa tidur karena enggak mendengar suara kereta," kata Fajar Nugros di rumahnya di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten, Minggu 4 Agustus lalu. Lelaki 40 tahun, ini dibesarkan di perumahan pegawai PT Kereta Api Indonesia di Pengok, Yogyakarta.

Begitu dia membuka pintu dapur, rel kereta sudah tampak di depan mata. Fajar Nugros dan keluarganya biasa bepergian dengan kereta karena ayahnya pegawai PT KAI. Ia terbiasa melihat sang ayah bermain miniatur kereta di rumah. "Tapi waktu itu saya enggak tertarik ikut main," ujar sutradara film Yowis Ben ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat punya rumah sendiri di BSD, Tangerang, Fajar baru berpikir untuk mengikuti hobi bapaknya. Tapi dia tak mau asal-asalan. Fajar ingin miniaturnya sama persis dengan kereta yang dioperasikan di Indonesia. Demikian juga lingkungan di sekelilingnya.

Fajar Nugros kemudian berburu miniatur kereta api dari berbagai negara yang kemudian ia bongkar untuk diambil bagian yang dibutuhkan. Misalnya, mesin diambil dari mainan Eropa dan gandengan kereta serta alat kontrolnya dari Amerika Serikat.

Adapun badan kereta ia pesan dari temannya di Bandung. "Kalau skalanya enggak pas dengan kereta di Indonesia, rasanya ada yang ngganjel," ucap Fajar.

Koleksi tersebut disimpan di salah satu kamar di rumahnya. Dia biasa memainkan miniatur itu saat sedang bersantai atau membutuhkan ide menulis naskah film. "Sejam main kereta, dengerin suaranya, baru nulis."

Nur Alfiyah

Bergabung dengan Tempo sejak Desember 2011. Kini menjadi redaktur untuk Desk Gaya Hidup dan Tokoh majalah Tempo. Lulusan terbaik Health and Nutrition Academy 2018 dan juara kompetisi jurnalistik Kementerian Kesehatan 2019. Alumnus Universitas Jenderal Soedirman.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus