Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Film horor Ratu Sihir telah mengumumkan jajaran pemainnya. Piala Citra Pemeran Utama Perempuan Terbaik FFI 2019 Raihaanun akan berperan sebagai Mirah, Clara Bernadeth sebagai Puti, Morgan Oey sebagai Bana, dan model Aurra Kharisma sebagai Lasmi.
Raihaanun mengekspresikan antusiasmenya untuk segera melakukan syuting yang menjadi kerja sama pertama kalinya dengan sutradara Fajar Nugros dan rumah produksi IDN Pictures.
“Ini pertama kalinya aku bekerja sama dengan Mas Nugros, Mbak Santi, dan IDN Pictures. Sebagai pemeran, aku selalu percaya dengan kekuatan cerita yang ada di dalam naskah. Hal itu pula yang menentukan aku untuk bergabung di sebuah proyek film. Semoga Ratu Sihir bisa menjadi hiburan yang memuaskan bagi penonton di bioskop tahun depan,” kata Raihaanun.
Film Ratu Sihir Angkat Cerita Rakyat Jawa Bahu Laweyan
Ratu Sihir merupakan film horor kedua sutradara Fajar Nugros, produksi IDN Pictures dan diproduseri Susanti Dewi. Film Ratu Sihir terinspirasi dari cerita rakyat Jawa tentang kutukan perempuan Bahu Laweyan. Bahu Laweyan adalah julukan yang diberikan kepada perempuan yang memiliki tanda berukuran sebesar koin dua puluh lima rupiah di bahu kiri mereka. Kata “laweyan” berasal dari kata Jawa “Selawe,” yang berarti 25, menunjukkan bahwa mitos ini telah ada sejak lama. Cerita aslinya beragam, tetapi masyarakat percaya tanda tersebut dihuni oleh jin atau setan, yang akan membunuh pria manapun yang berhubungan intim dengan Perempuan Bahu Laweyan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Produser, sutradara, dan pemain film Ratu Sihir dalam konferensi pers di Jakarta, Senin 20 November 2023. Foto: IDN Pictures
Sutradara Fajar Nugros mengungkapkan dalam film Ratu Sihir penonton akan disajikan klenik cerita rakyat dengan unsur-unsur universal yang ada di genre horor.
“Berbagai macam ritual dan bentuk altar, 'Ratu Sihir' akan menggabungkan mistik dan klenik Jawa dengan berbagai ornamen 'penyihir' yang terdapat pada dongeng-dongeng dan legenda yang sudah dikenal umum,” kata Fajar Nugros.
Film Ratu Sihir Tak Sekadar Film Horor Biasa
Film Ratu Sihir menjadi narasi antitesis dari dongeng tentang saudara tiri dan akhir bahagia. Film ini mengangkat legenda “Bahu Laweyan” sebagai kutukan antar dua saudara tiri perempuan, yang terikat keluarga namun tidak terikat secara darah. Head of IDN Pictures sekaligus Produser Ratu Sihir, Susanti Dewi menambahkan di film horor terbarunya juga terdapat narasi tentang power abuse vs women empowerment melalui dua karakter utama perempuan Mirah dan Puti.
“Sebagai perempuan produser yang mengawal proyek film ini, saya merasa perlu untuk membawa narasi tentang bagaimana tatanan patriarkat yang masih mengakar dalam kehidupan kita serta penghakiman sosial terhadap perempuan masih begitu melekat. Melalui karakter Mirah, penonton akan melihat bagaimana dia sebagai perempuan melawan tatanan sosial yang masih timpang dalam memposisikan perempuan di dalam kehidupan termasuk di dunia kerja,” kata Susanti Dewi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini