Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tanggapan Pemangku Pariwisata Bali, Soal Rencana Menparekraf Moratorium Pembangunan Hotel dan Kelab

GIPI dan PHRI setuju dengan rencana pemerintah menghentikan alih fungsi lahan sawah menjadi komersial dan memoratorium hotel di kawasan Bali Selatan.

9 September 2024 | 08.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menerima penghargaan Nugraha Mahottama dalam Bali Tourism Awards 2024 di Denpasar, Bali, Selasa 6 Agustus 2024. Bali Tourism Awards ke-9 tahun 2024 diselenggarakan untuk memberikan apresiasi kepada pelaku jasa pariwisata yang mendukung pembangunan dalam rangka memajukan industri dan objek wisata di Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) sepakat dengan rencana pemerintah pusat perihal menyetop konversi lahan sawah menjadi komersial dan moratorium hotel di kawasan Bali Selatan akibat pembangunan berlebih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, dilansir dari Antara, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan bahwa pembangunan berlebih itu merupakan masalah di akar rumput yang membuat pelaku pariwisata juga mengeluhkan hal yang sama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Di dalam dua pertemuan (Kemenparekraf dengan pemangku pariwisata) baik tadi malam dan hari ini tidak ada penolakan," kata Sandiaga di Kabupaten Badung, Selasa, 3 September 2024 dikutip dari Antara.

Adapun, Sandiaga menyebut pemerintah pusat akan menggelar rapat terbatas untuk membahas penghentian konversi sawah menjadi lahan komersial serta membahas izin OSS yang akan mempertimbangkan usulan tokoh adat dalam setiap pembangunan.

"Izin OSS itu berarti diangkat untuk pusat mengambil kebijakan, tapi juga mempertimbangkan masukan dari tokoh adat atau muatan lokal, sehingga nanti kejadian-kejadian perizinan yang sebetulnya tidak sesuai dengan kondisi lapangan bisa kita hindari," jelas Sandiaga.

Selain itu, dalam rapat terbatas, pemerintah pusat juga akan membahas rencana memoratorium pembangunan hotel dan akomodasi pariwisata di Bali Selatan.

Pembahasan itu muncul karena kondisi pembangunan di Bali Selatan sudah berlebih, hal ini juga disinggung Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan di hadapan Sandiaga yang mengatakan pembangunan di sawah belakang rumahnya di kawasan Canggu sudah padat.

Maka upaya pemerintah untuk menata kembali pembangunan fasilitas wisata di Bali ini mendapat dukungan pemangku pariwisata ini dilakukan pemerintah untuk menghindari wisata berlebih.

"Jadi, masukan dari akademisi, Mbok Ni Luh Djelantik, GIPI, dan paling utama PHRI, PHRI setuju malah ikut mendorong, sebagai 'bapak'-nya hotel dan restoran justru setuju adanya penghentian sementara," kata dia.

Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan rapat terbatas yang diagendakan sejumlah menteri pekan depan bakal menghasilkan aturan baru berdasarkan arahan Presiden Jokowi dari hasil rapat.

"Nanti, akan diimplementasikan OSS itu oleh Menteri Investasi, kalau alih fungsi lahan oleh Menteri ATR/BPN, untuk pembangunan hotel aturan khusus diimplementasikan BKPM, juga akan ada peningkatan kualitas arahan untuk imigrasi dan kepolisian," jelasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus