Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Telusur Situs Peninggalan Kerajaan Majapahit Penguasa Nusantara

Kerajaan Majapahit berdiri di Nusantara pada 1293 dan berkahir pada abad ke-16 Masehi. Telusuri situs peninggalan yang tersebar di Jawa Timur.

9 April 2021 | 15.44 WIB

Gapura Wringin Lawang yang merupakan salah satu situs peninggalan Kerajaan Majapahit di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan,  Mojokerto, Jawa Timur, (24/7). Gapura ini berada sekitar 500 meter dari lahan pembangunan pabrik baja. TEMPO/Ishomuddin
Perbesar
Gapura Wringin Lawang yang merupakan salah satu situs peninggalan Kerajaan Majapahit di Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, (24/7). Gapura ini berada sekitar 500 meter dari lahan pembangunan pabrik baja. TEMPO/Ishomuddin

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kerajaan Majapahit berdiri di Nusantara pada 1293 dan berkahir pada abad ke-16 Masehi. Majapahit merupakan kerajaan bercorak Hindhu-Buddha yang berdiri di dekat Sungai Brantas, Jawa Timur yang didirikan oleh Raden Wijaya.

Kerajaan ini merupakan kerjaan dengan corak Hindu-Buddha terakhir yang menguasai kawasan Nusantara. Ketika dipimpin oleh Hayam Wuruk, kerajaan ini mencapai punjak kejayaannya, bahkan disebutkan oleh kitab Negarakertagama, kekuasaannya mencapai seluruh kawasan Asia Tenggara.

Berdirinya kerajaan Majapahit yang hampir menginjak usia 4 abad, banyak sekali peninggalan-penginggalan yang bisa dilihat hingga saat ini. Berbagai bentuk peninggalannya seperti prasasti hingga karya-karya sastra. Bahkan peninggalan-penggilan yang bisa dilihat sampai saat ini, dijadikan destinasi wisata sejarah.

Adapun situs sejarah yang ditinggalkan dan menjadi objek wisata sejarah adalah situs Trowulan. Trowulan menjadi satu-satunya situs perkotaan klasik yang ada di Indonesia yang memiliki luas 11 km x 9 km persegi. Dilansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Cakupannya meliputi wilayah Trowulan dan Sooko di Kabupaten Mojokerto serta Kecamatan Jombang.

Berdasarkan berbagai penilitian yang dilakukan sejak 1815 yang mengacu pada kitab Negarakertagama, kawasan perkotaan pada masa Kerajaan Majapahit ini menjadi tempat terakumulusinya situs upacara, agama, bangunan suci, industri, penjagalan, makam, sawah, pasar, hingga waduk.

Museum-museum yang digunakan untuk memamerkan peninggalan sejarah Majapahit awalnya adalah kantor yang digunakan oleh R.A.A Kromodjojo Adinegoro, Kabupaten Mojokerto dan seorang Belanda Ir Henry Macline Pont yang berminat untuk melakukan penelitian mengenai Kerajaan Majapahit.

Peninggalan selanjutnya adalah kitab Negerakertagama yang menjadi acuan untuk bahan-bahan penelitian mengenai situs peninggalan Majapahit. Kitab sastra ini ditulis oleh Empu Prapanca pada 1365 M. Kitab ini menceritkan kisah-kisah raja yang ada di Nusantara baik itu dari Kerajaan Singasari hingga Kerajaan Majapahit.

Baca: Temuan Arca Di Kediri Mirip Peninggalan Masa Kerajaan Majapahit

Selain itu, kitab ini juga menuliskan kisah Raja Hayam Wuruk dalam menaklukkan daerah kekuasaannya hingga plosok Jawa Timur. Lebih lanjut, kitab ini juga merangkum kegiatan-kegiatan yang terjadi di Kerajaan Majapahit seperti ritual dan upacara agama, candi-candi yang terdapat di kerajaan tersebut, hingga daerah kekuasaan yang ditaklukan Kerajaan Majapahit ketika berjaya.

Pada masa Kerajaan Majapahit juga banyak ditemukan berbagai macam prasasti seperti, Prasasti Wurare, Prasasti Kudadu, Prasasti Sukamerta, Prasasti Balawi, Prasasti Prapancasapura, Prasasti Parung, Prasasti Canggu, Prasasti Biluluk, Prasasti Karang Bogem, Prasasti Katiden, prasasti Waringin Pitu, prasasti Jiwu, hingga Prasasti Marahi Manuk.

GERIN RIO PRANATA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus