Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Thailand akan menutup semua duty-free atau toko bebas bea di ruang kedatangan bandara internasional. Penutupan ini dilakukan untuk mendorong belanja wisatawan di tempat lain di dalam negeri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Media lokal The Nation dan Bangkok Post menyebut bahwa rencana penutupan telah diumumkan oleh Kabinet pada Selasa, 2 Juli 2024. Namun, batas penutupan ini belum ditentukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Toko duty-free tersedia di beberapa bandara internasional seperti Suvarnabhumi, Don Mueang, Chiang Mai, Phuket, Hat Yai, U-Tapao, Samui, dan Krabi. Tiga operator mengelola toko bebas bea di area kedatangan di dalam bandara tersebut. Menurut pemerintah Thailand, toko-toko ini menghasilkan total keuntungan sebesar 3,02 miliar baht atau sekitarRp1,35 triliun pada tahun 2023.
Operator-operator ini telah setuju untuk menghentikan operasi di semua toko bebas bea masuk sampai kebijakan tersebut dicabut, menurut juru bicara.
Belanja di toko lokal diperkirakan meningkat
Penutupan semua toko bebas bea di area kedatangan bandara Thailand diperkirakan akan meningkatkan pengeluaran wisatawan di toko-toko lokal rata-rata 570 baht atau sekitar Rp255 ribu selama perjalanan mereka, menurut perhitungan pemerintah.
Penutupan berarti pendapatan operator bebas bea akan berkurang, namun proyeksi belanja ritel lokal sebesar 3,5 miliar baht atau Rp1,6 triliun setiap tahunnya akan meningkatkan produksi, investasi, dan lapangan kerja secara keseluruhan, menurut pemerintah Thailand.
Penutupan ini juga diperkirakan akan meningkatkan konsumsi dalam negeri, penggunaan produk lokal, dan meningkatkan nilai ekonomi secara keseluruhan.
Tungkatkan fasilitas penumpang
Ruang yang didapat dari penutupan duty-free ini akan digunakan untuk meningkatkan fasilitas penumpang dan mengurangi kemacetan di area bandara. Thailand ingin menempatkan Bandara Suvarnabhumi di antara 50 bandara terbaik dunia pada tahun 2025 dan 20 bandara teratas dalam lima tahun ke depan.
Pariwisata adalah salah satu kontributor utama perekonomian Thailand, menyumbang hampir 20 persen produk domestik bruto, menurut Nikkei. Thailand memberikan banyak fasilitas bagi wisatawan. Mulai 1 Juli, negara ini memperpanjang masa tinggal visa bagi wisatawan, pelajar, dan pekerja jarak jauh; dan membuat lebih banyak negara memenuhi syarat untuk masuk bebas visa untuk menarik lebih banyak wisatawan.
BANGKOK POST | MOTHERSHIP | SKIFT