Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Perjalanan

Tren Oleh-oleh Bukan Lagi Gantungan Kunci, Pilih yang Wangi

Umumnya wisatawan memilih gantungan kunci, magnet kulkas, atau kartu pos dengan gambar khas negara yang disinggahi sebagai oleh-oleh.

16 Februari 2019 | 16.12 WIB

Warga memilih gantungan kunci bergambar logo Muhammadiyah yang di jual di Bazar Muktamar Muhammadiyah di Kawasan Mounmen Mandala Makassar, 2 Agustus 2015. Pernak-pernik yang dijual yakni kaos, Pin, Gantungan kunci, mug, dan berbagai produk kerajinan tangan lainnya. TEMPO/Hariandi Hafid
Perbesar
Warga memilih gantungan kunci bergambar logo Muhammadiyah yang di jual di Bazar Muktamar Muhammadiyah di Kawasan Mounmen Mandala Makassar, 2 Agustus 2015. Pernak-pernik yang dijual yakni kaos, Pin, Gantungan kunci, mug, dan berbagai produk kerajinan tangan lainnya. TEMPO/Hariandi Hafid

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Biasanya orang yang ke luar negeri akan membelikan oleh-oleh yang murah meriah untuk teman-temannya di negara asal. Umumnya mereka memilih gantungan kunci, magnet kulkas, atau kartu pos dengan gambar khas negara yang disinggahi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekarang, tren oleh-oleh itu sudah bergeser. Direktur Area Singapore Tourism Board untuk Indonesia, Raymond Lim mengatakan salah satu buah tangan banyak dicari oleh wisatawan adalah parfum. "Parfum aroma anggrek, itu wangi yang paling asyik dan banyak dicari," kata Raymond di Jakarta, Kamis 14 Februari 2019.

Ilustrasi parfum. Shutterstock

Raymond Lim menjelaskan parfum adalah salah satu produk lokal Singapura yang ditawarkan di Design Orchard, sebuah kawasan perbelanjaan yang baru dibuka pada Januari 2019 dan menawarkan 60 merek produk lokal Singapura. "Turis bisa mendapatkan produk lokal berkualitas, misalnya baju dan sepatu. Jadi tidak hanya gantungan kunci," kata dia.

Lim menjelaskan pada Januari sampai September 2018, devisa pariwisata dari wisatawan Indonesia tumbuh 8 persen. Kondisi ini membuat Indonesia tetap bertahan sebagai penyumbang devisa pariwisata terbesar kedua setelah Cina. Jumlah wisatawan Indonesia yang ke Singapura mencapai 3 juta orang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus