Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejak Senin, 21 November 2022, grup percakapan dan media sosial warga Yogyakarta beredar video penusukan seorang pria terhadap pria lain yang terjadi di depan Hotel Summer Season Boutique Jalan Sosrowijayan, ruas Jalan Malioboro Yogyakarta. Pria korban penusukan tampak terkapar meski kondisinya masih hidup dan Kepolisian Resor Kota Yogyakarta telah menangkap sedikitnya enam orang terduga penganiayaan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Elemen warga Jogja Police Watch (JPW) Yogyakarta menyesalkan terjadinya kasus kekerasan di pagi hari di pusat destinasi Kota Yogyakarta yang selalu ramai wisatawan itu. "Aksi-aksi kekerasan yang terekam seperti itu jika dibiarkan berulang, bisa menimbulkan trauma dan kekhawatiran bagi wisatawan luar yang tahunya Yogya aman dan nyaman," kata aktivis JPW Yogyakarta Baharuddin Kamba, Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kawasan Malioboro, kata Kamba, menjadi potret utama destinasi yang selalu jadi daftar teratas kunjungan wisatawan ke Yogyakarta. Tanpa bentang alam seperti dimiliki kabupaten-kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta lainnya, jualan Malioboro adalah suasana hiruk pikuknya, kaki lima, keamanan dan kenyamanannya.
"Dalam kasus penganiayaan yang viral ini, faktor keamanan dan kenyamanan itu seolah tidak tersedia," kata Kamba. "Wisatawan bisa menjadi was-was, karena jantungnya pariwisata saja kok bisa terjadi seperti ini, bagaimana di lokasi lain yang bukan pusat?"
Terlebih, menurut Kamba, Malioboro bukan sekedar pusat cinderamata dan tempat kumpul favorit wisatawan. Melainkan juga banyak objek vital di sana, seperti Kantor Gubernur, Gedung DPRD DIY dan Gedung Kepresidenan yang harus dijaga.
Kamba mendorong dari peristiwa brutal di jantung wisata seperti itu segera dilakukan evaluasi secara total, terutama mengefektifkan patroli petugas keamanan pemerintah, elemn masyarakat dan kepolisian. "Dari kepolisian bisa menggencarkan lagi patroli polisi pariwisata (Polobvit), sedangkan dari pemerintah bisa memaksimalkan kerja Jogoboro (Jogo Malioboro)," kata dia.
Menurut Kamba, kasus kekerasan di Malioboro pada Senin pagi itu seolah menambah daftar panjang kekerasan jalanan atau klitih yang sebelumnya marak di Yogyakarta.
Kepala Seksi Humas Polresta Yogyakarta Ajun Komisaris Timbul Sasana Raharjo membenarkan peristiwa penganiayaan yang mengakibatkan seorang korban luka-luka di Jalan Sosrowijayan Yogyakarta itu. Timbul membeberkan korban penusukan merupakan warga luar Yogya, asal Karanganyar Jawa Tengah.
"Korban dalam kondisi mabuk dan masih dirawat di rumah sakit Ludira Husada," kata Timbul.
Timbul mengatakan kekerasan itu bermula dari cek-cok antara korban dan pelaku di tempat karaoke Komplek Pasar Kembang atau Sarkem, sekitar satu kilometer dari dari Malioboro. Korban lalu terlibat kejar-kejaran dengan pelaku di Jalan Sosrowijayan yang dikenal sebagai kampung turis dan pusat hotel itu. Setelah melancarkan aksinya pelaku kabur ke arah jalan Malioboro. "Ada enam terduga pelaku kami tangkap," kata dia.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.