Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Warga Kanada Boikot Liburan ke Amerika Serikat, Ada Apa?

Kanada merupakan penyumbang terbesar wisatawan mancanegara di Amerika Serikat, dengan 20,4 juta pelancong per tahun.

26 Februari 2025 | 08.00 WIB

Bendera AS dan Kanada berkibar di perbatasan Kanada-Amerika Serikat di Jembatan Kepulauan Seribu, yang tetap ditutup untuk lalu lintas yang tidak penting untuk memerangi penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di Lansdowne, Ontario, Kanada, 28 September , 2020. [REUTERS/Lars Hagberg/File Foto]
Perbesar
Bendera AS dan Kanada berkibar di perbatasan Kanada-Amerika Serikat di Jembatan Kepulauan Seribu, yang tetap ditutup untuk lalu lintas yang tidak penting untuk memerangi penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di Lansdowne, Ontario, Kanada, 28 September , 2020. [REUTERS/Lars Hagberg/File Foto]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Kanada ramai-ramai membatalkan rencana liburan ke Amerika Serikat imbas perang dagang yang terjadi antara kedua negara itu. Pada 1 Februari 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan tarif impor sebesar 25 persen untuk Kanada.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Seiring ketegangan terkait bea masuk meningkat, perilaku perjalanan wisatawan Negari Daun Maple mulai terlihat. Diperkirakan bahwa boikot tersebut dapat merugikan AS, karena negara itu merupakan penyumbang terbesar wisatawan di Negeri Abang Sam sebanyak 20,4 juta pelancong per tahun.

Tariof Barang Impor dan Isu Negara Bagian ke-51

Salah satu pelancong Kanada yang membatalkan liburan ke AS adalah Petter Mulholland. Bersama dengan istrinya, warga Vancouver itu biasa mengunjungi Seattle setiap tahun untuk menonton pertandingan bisbol Toronto Blue Jays melawan Mariners. Namun, kegiatan tahunan ini harus berakhir karena ia marah atas kebijakan Trump mengenai tarif barang impor serta pembahasan tentang Kanada menjadi negara bagian ke-51 AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Laki-laki berusia 69 tahun itu semakin mengurungkan niatnya bepergian ketika Presiden AS menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai diktator.

“Kami mulai curiga," ujarnya dikutip dari Independent, Selasa 25 Februari 2025. "Tarif yang ia coba terapkan akan merugikan kedua negara, itu akan terlihat jelas pada akhirnya, tetapi itu akan lebih merugikan kami," ia menambahkan.

Selain Mulholland, Carlo Tarini dari Montreal mengganti rencana liburan keluarganya pada April mendatang dari New York City ke Bahama. Dilansir dari New York Post, ia mengatakan bahwa AS tidak akan ada dalam rencana perjalanan keluarganya untuk empat tahun ke depan. Bagi Tarini, ancaman Trump terhadap bea 25 persen berdampak pada ekonomi negara tersebut, membuat harga mata uang Kanada merosot terendah dalam dua dekade.

Batal karena Alasan Politik

Konsultan perjalanan Travel Group di Vancouver, McKenzie McMillan, menyampaikan beberapa kliennya sudah membatalkan pesanan perjalanan. Februari biasanya menjadi bulan sibuk bagi agen perjalanan ritel perjalanan kantor serta liburan premium untuk wisata bulan semi.

"Saya tidak menerima permintaan perjalanan ke Amerika Serikat selama sekitar dua minggu," kata McMillan.

Harga dolar Kanada saat ini bernilai 30 sen lebih rendah dibanding dolar Amerika, namun konsultan perjalanan itu mengatakan politik merupakan alasan utama warga Kanada mengurungkan niat bepergian ke AS.

“Pembicaraan tentang negara bagian ke-51 tampaknya menjadi alasan orang membuat keputusan yang jauh lebih tegas untuk tidak pergi ke AS,” ucapnya.

Dampak Wisatawan Kanada di AS Menurun

Mengutip US Travel Association, Kanada merupakan sumber utama wisatawan mancanegara di AS, dengan 20,4 juta kunjungan pada 2024. Angka tersebut menghasilkan pemasukan sebesar $20,5 miliar atau sekitar Rp 335 triliun serta mendukung 140 ribu lapangan pekerjaan di AS. Pengurangan 10 persen perjalanan Kanada berarti berkurangnya 2 juta kunjungan, kerugian sebanyak $2,1 miliar atau sekitar Rp 34 triliun, dan hilangnya 14 ribu lapangan pekerjaan.

Lima negara bagian paling banyak dikunjungi warga Kanada adalah Florida, California, Nevada, New York, serta Texas. Melansir New York Post, Florida adalah salah satu wilayah yang akan merasakan dampaknya. Daerah Fort Lauderdale merupakan daerah yang dipenuhi oleh pelancong Negeri Pecahan Es. Tahun ini, daerah tersebut diperkirakan akan kedatangan 1,3 sampai 1,5 juta wisatawan Kanada dengan menghabiskan $950 juta atau Rp 15,5 triliun hingga $975 juta atau sekitar Rp15,9 triliun.

Pembatalan Liburan 40 Persen

Pemilik Maple Leaf Tours, Kristine Geary, menyampaikan jumlah wisatawan yang mengurungkan niatnya untuk tur AS tahun ini mengkhawatirkan. Dia memperkirakan pembatalan kunjungan sebesar 40 persen dan kerugiannya mencapai ratusan ribu dolar.

Dampak boikot turut berimbas pada transportasi udara dan darat. Westjet, maskapai penerbangan terbesar kedua di Kanada, menyebutkan adanya penurunan sekitar 25 persen untuk permintaan penerbangan ke AS dibandingkan tahun lalu. Sementara jumlah warga negara itu yang kembali dari Big Apple dengan mobil sudah turun sebanyak 15 ribu pada Januari dan merupakan penurunan pertama sejak pandemi.

Menurut McMillan, industri pelayaran juga bisa ikut terdampak karena warga Kanada memutuskan untuk tidak melakukan perjalanan yang berangkat dari Los Angeles, Houston, atau Miami. Dia melihat adanya pergeseran minat berlibur masyarakat negara tersebut ke Meksiko, Eropa, Islandia, hingga Asia.

NIA NUR FADILLAH | INDEPENDENT | NEW YORK POST | US TRAVEL

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus