Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wisata alam jadi daya tarik utama wisatawan Indonesia untuk memilih destinasi. Ini berdasarkan studi terbaru Traveloka dan YouGov, “Travel Redefined: Understanding and Catering to the Diverse Needs of APAC Travellers”.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Studi tersebut menunjukkan beragam kebiasaan dan preferensi perjalanan yang terus berevolusi dan membentuk lanskap pariwisata di Asia Pasifik. Selain itu menyajikan panduan praktis untuk mengantisipasi tren dan menciptakan pengalaman perjalanan yang bermakna di tahun 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan melibatkan hampir 12.000 responden di sembilan negara, termasuk lebih dari 2.000 responden yang berasal dari Indonesia. Responden diminta untuk mengungkap preferensi dan motivasi perjalanan di sembila negara di Asia Pasifik.
Caesar Indra President Traveloka mengatakan Asia Pasifik menawarkan banyak peluang, namun keragamannya menuntut kreativitas dan pemahaman yang mendalam. Para pelaku industri harus memahami kebutuhan unik dari market yang dinamis ini agar dapat terus berkembang dalam lanskap pariwisata yang terus berubah.
"Sebab itu, kunci kesuksesan untuk memberikan pengalaman yang dicari para travellers adalah dengan menuangkan insights dari studi ini ke dalam strategi yang inovatif," ujarnya dalam keterangan tertulis Selasa, 17 Desember 2024.
Wisata alam dan perjalanan domestik
Dalam studi tersebut, terungkap bahwa 39 persen travellers di Indonesia ingin berlibur untuk mengunjungi tempat-tempat atraksi wisata. Wisata alam menjadi daya tarik utama, dengan 75 persen travellers lebih memilih berlibur ke destinasi alam seperti pegunungan dan taman nasional, lalu pantai dan daerah pesisir sebanyak 65 persen. Termasuk tempat bersejarah atau budaya seperti museum atau istana sebanyak 37 persen.
Temuan ini juga menggarisbawahi bahwa daya tarik Indonesia didorong oleh keragaman geografisnya sebagai negara kepulauan. Dibanding negara-negara lain seperti Jepang, di mana 62 persen travellers-nya memilih wisata sejarah dan budaya, preferensi masyarakat Indonesia menunjukkan rasa cinta yang besar terhadap aktivitas outdoor dan keindahan alam.
Di seluruh kawasan Asia Pasifik, perjalanan domestik menjadi faktor pendorong utama pemulihan industri pariwisata, termasuk di Indonesia. 70 persen travellers lebih memilih untuk berlibur di dalam negeri karena faktor kenyamanan dan harga yang lebih terjangkau. Kota-kota seperti Bali, Lombok, dan Yogyakarta semakin populer.
Pengambilan keputusan dan platform perjalanan digital
Seperti halnya di sebagian besar kawasan Asia Pasifik, biaya perjalanan dan penawaran menarik merupakan faktor penting bagi travellers Indonesia. Sebanyak 46 persen responden menyebutkan bahwa harga terjangkau menjadi prioritas dalam memilih akomodasi. Selain itu, 34 persen wisatawan Indonesia dipengaruhi oleh promosi dan diskon saat memilih destinasi.
Sementara untuk platform perjalanan, sebanyak 56 persen travellers Indonesia sangat mengandalkan media sosial dan platform perjalanan (53 persen) sebagai alat utama untuk merencanakan perjalanan. Jika dibandingkan dengan rata-rata hasil survei di kawasan Asia Pasifik, data di Indonesia menunjukkan adanya engagement konsumen yang lebih tinggi dalam menggunakan alat digital, menandakan adopsi dan konektivitas digital yang kuat di Tanah Air.
Studi tersebut juga mengungkap bahwa perjalanan berkelanjutan semakin banyak dipilih. Sebanyak 86 persen travellers Indonesia mempertimbangkan nilai keberlanjutan dalam merencanakan liburan, lebih tinggi dari rata-rata regional 80 persen. Hal ini menjadi peluang besar bagi para penyedia layanan perjalanan berkelanjutan, seperti akomodasi ramah lingkungan dan inisiatif green tourism.