Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Karya-karya seniman Sunaryo memang kerap membikin mulut berdecak. Manifestasi gagasannya tentang isu-isu sosial, budaya, dan religi yang banyak tertuang pada seni-seni instalasi mendapat apresiasi positif. Di Bandung, tepatnya di Bukit Pakar Timur Nomor 98, Cimenyan, karya Sunaryo ini terabadikan dalam sebuah galeri seni.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Galeri itu bernama Wot Batu. Orang-orang acap menyebutnya jembatan spiritual untuk menenangkan pikiran. “Saya baru-baru ini ke sana dan tempatnya memang cocok untuk meredam stres,” kata seorang editor buku di penerbit swasta, Febriana, melalui pesan pendek yang dikirim kepada Tempo pada Sabtu, 21 April.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bangunan galeri Wot Batu milik Sunaryo tampak paling menonjol di bibir jalan perbukitan itu. Gedung dengan bentuk asimetris menjadi pertanda keunikannya.
Baru selangkah masuk ke galeri, pengunjung akan mendapati sejumlah koleksi bebatuan ditata dan diukir macam-macam. Bebatuan itu dipajang di sebuah taman berbentuk persegi yang berbatasan langsung dengan view Kota Bandung. Tenang dan rileks adalah dua hal yang didapat ketika masuk ke galeri ini.
“Memang cocok untuk pecinta seni dan kedamaian,” ujar Febriana.
Seorang guide bernama Saksi yang ditemui beberapa waktu lalu, menerangkan bahwa Wot Batu memiliki arti jembatan batu. Konon, Sunaryo memaknai tempat ini sebagai jembatan spiritual manusia. Beberapa batu memiliki makna proses kehidupan, dari lahir sampai kematian.
Di bagian tengah taman itu terdapat sebuah gerbang atau pintu yang dibangun dari batu. Bangunan itu memiliki maksud perbatasan antara dunia kelahiran dan kematian. Di atasnya terdapat finger print Sunaryo yang dicetak amat besar.
Wot Batu cocok menjadi tempat untuk menepi, merefleksikan diri, atau mencari ketenangan. Selain itu, pengunjung bisa berfoto. Namun tak disarankan membuat kegaduhan. Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan, seperti menjaga ketenangan. Selain itu, tamu harus melepas alas kaki bila ingin memasuki area taman yang berumput.
Tiket masuk Wot Batu dibanderol Rp 50 ribu. Khusus mahasiswa atau seniman, mereka hanya perlu membayar Rp 30 ribu. Galeri ini buka mulai Selasa sampai Minggu. Sedangkan, pada Senin, Wot Batu tak dibuka untuk wisatawan.
Artikel lain: Sarapan yang Beda di Jogja, Makan Pempek Nyonya Kamto