Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Berkembangnya pariwisata di Ha Long Bay di Vietnam telah menarik perhatian global. Namun sayangnya, popularitasnya juga membawa dampak negatif yang serius. Wisatawan yang mengunjungi tempat ini semakin sering menemukan sampah plastik yang mengganggu pengalaman mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Alex Brauwalder dari Swiss, Patricia Mayerhofer dari Australia, dan Ged Kelly dari Inggris adalah beberapa contoh turis yang merasa kecewa dan marah karena melihat banyaknya sampah plastik di Ha Long Bay.
Brauwalder, yang mengunjungi Ha Long Bay - Lan Ha Bay - Cat Ba Island pada pertengahan Febrari mengatakan bahwa sampah plastik tersebar sepanjang beberapa ratus meter sehingga dia tidak bisa berenang di sana.
Patricia Mayerhofer juga mengalami hal yang sama. Ketika ke Ha Long Bay pada 20-23 Februari, dia mengatakan bahwa situs warisan dunia itu seperti tempat pembuangan smapah. Dia diberitahu operator tur bahwa sampah tersebut berasal dari desa nelayan atau dibuang oleh turis. "Saya melihat bahwa Vietnam tidak terlalu peduli dengan isu lingkungan," kata dia.
Pengalaman yang sama diungkapkan Ged Kelly. Ketika kayak selama 20 menit pada sore hari 4 Maret lalu, dia melihat botol plastik, botol kaleng, sarung tangan, bahkan kursi mengapung di laut.
Sampah pada musim ramai
Sampah plastik cenderung lebih banyak muncul di kawasan Ha Long Bay dan Cat Ba Island yang terkenal dengan wisata kapal pesiar dan aktivitas kayak, dari bulan September hingga Mei. Ini bertepatan dengan musim pariwisata internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Masalah ini tampaknya menjadi masalah yang berkepanjangan, meskipun pihak berwenang telah melakukan upaya untuk membersihkan sampah. Bahkan majalah Fodor's Travel telah memasukkan Ha Long Bay dalam daftar tahunan tujuan wisata yang sebaiknya dihindari karena masalah sampahnya yang kronis.
Upaya mengurangi sampah
Sampah plastik tersebut diyakini berasal dari berbagai sumber, termasuk desa nelayan dan perilaku tidak bertanggung jawab dari wisatawan sendiri. Meskipun demikian, tanggung jawab utama untuk menangani masalah ini tetap pada pihak berwenang setempat. Upaya telah dilakukan untuk membersihkan kawasan tersebut, tetapi tantangan besar tetap ada karena masalah ini bukan hanya terkait dengan sampah yang sudah ada, tetapi juga pencegahan sampah baru.
Sementara itu, Asosiasi Kapal Pesiar Lan Ha telah berusaha untuk mengurangi dampak negatif wisatawan dengan menyewa perahu sendiri untuk membersihkan sampah secara berkala. Namun, penting bagi pihak berwenang dan industri pariwisata untuk bekerja sama dalam menemukan solusi yang berkelanjutan untuk masalah ini.
Wisatawan seperti Brauwalder juga mengajukan tuntutan untuk tindakan yang lebih tegas terhadap sumber sampah plastik di Ha Long Bay dan Pulau Cat Ba. Mereka bahkan bersedia membayar lebih untuk mendukung upaya membersihkan kawasan warisan budaya tersebut.
“Jika tidak ada upaya serius, wisatawan internasional akan berpaling dari lokasi ini dalam beberapa tahun. Mari kita perhatikan masalah besar daripada keuntungan jangka pendek,” kata Brauwalder.
Ia juga menambahkan, bahwa ia telah mengirimkan petisi ke UNESCO mengenai masalah pencemaran di kepulauan Ha Long Bay.
PUTRI ANI | VN EXPRESS
Pilihan Editor: Ha Long Bay Vietnam Masuk Daftar Tempat Wisata yang Sebaiknya Dihindari 2024, Ini Alasannya