Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Genap enam tahun silam, pada Selasa, 14 Januari 2016, terjadi peristiwa bom bunuh diri di Kawasan perempatan Jalan MH Thamrin-Wahid Hasyim, Jakarta Pusat. Pengeboman itu berhubungan dengan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang didalangi Aman Abdurrahman, pentolan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bom pertama meledak di kedai Starbucks, dalam area Gedung Sarinah pada pukul 10.30 WIB. Menurut keterangan saksi, terlihat tujuh orang mencurigakan masuk ke dalam kedai tersebut. “Wajah mereka sangat serius,” kata Frank Feulner, seorang korban bom saat diwawancarai Tempo pada 14 Januari 2016.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berselang sebelas detik kemudian, terjadi ledakan kedua di pos polisi perempatan Jalan MH Thamrin. Tiga orang pelaku tewas meledakkan diri.
Aksi berikutnya penembakan, pelaku bernama Afif berjalan menghampiri kerumuman warga yang sedang melihat proses evakuasi. Dia menembakkan peluru dengan korban tewas satu orang WNA asal Kanada dan dua orang polisi.
Kemudian, 20 menit pasca penembakan, bom yang dibawa salah seorang pelaku teror meledak dan menewaskan lima orang pelaku serta dua orang warga sipil di pos polisi. Berdasarkan keterangan Kepala Divisi Humas Mabes Polri, total berjumlah lima pelaku tewas dalam kejadian itu.
"Pelaku yang tertangkap meninggal di tempat. Pelakunya ada lima. Tiga tewas saat melakukan aksinya di Starbucks, dua di pos polisi," kata Inspektur Jenderal Anton Charliyan di kantor Divisi Humas Mabes Polri saat diwawancarai Tempo enam tahun lalu.
Sedangkan korban lainnya adalah puluhan warga dan beberapa orang polisi yang berada di lokasi saat kejadian berlangsung. Mereka yang mengalami luka akibat ledakan bom dan baku tembak dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Merespons peristiwa pengeboman pada saat itu, beberapa lokasi lain di luar daerah seperti Bandara Juanda dan mal di Makassar mulai memperketat keamanan. Sebelum akhirnya polisi memberlakukan siaga 1 untuk seluruh wilayah Indonesia.
RISMA DAMAYANTI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.