Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batu - Terduga teroris akan melakukan aksi bom bunuh diri di dua tempat ibadah di Kota Batu, Jawa Timur. Namun, polisi tidak menjelaskan secara detail lokasi rumah ibadah yang dimaksud. "TO (Target operasi) dua tempat ibadah, secara terperinci akan disampaikan di Humas Mabes Polri," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisari Besar Dirmanto di lokasi penggrebekan Kamis, 1 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penangkapan terduga teroris dilakukan tim gabungan Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror dan Kepolisian Daerah Jawa Timur. Tim gabungan, katanya, tengah melakukan serangkaian proses penyeldikan dugaan tindak pidana terorisme. Sejak Rabu malam, 31 Juli 2024 penyidik melakukan sterilisasi tempat kejadian perkara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jam 7 pagi tadi, Tim Laboratorium Forensik mencari dan mengumpulkan barang bukti," katanya. Sedangkan Inafis dan penyidik menginventarisasi barang bukti. Mereka juga mengumpulkan dan melakukan pengambilan sidik jari dan DNA. Polisi juga menyita sebuah mobil, bahan kimia, dan peralatan untuk membuat bahan peledak.
"Juga ditemuan chasing bom," ujarnya.
Densus menggrebek rumah tinggal terduga teroris di Villa Syariah Bunga Tanjung No 34, Dusun Jeding, Desa Junrejo Kota Batu. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya di rumah yang disewanya sejak 1,5 tahun lalu.
Menurut Ketua RT 01 RW 08 Yulianto, terduga teroris itu mengaku berasal dari Jakarta dan tengah bekerja di Batu.
“Sudah setahun lebih menyewa di sini,” kata Yulianto
Sejak dua pekan lalu, sejumlah personil polisi menemuinya dan meminta informasi identitas ketiganya. Kemudian pada Rabu malam 31 Juli 2024 polisi menggerebek dan menangkap ketiganya. “Saya tak tahu kalau mereka polisi,” kata Yulianto.
Saat penggrebekan, Yulianto mengatakan tengah berada di luar kota. Sehingga tidak tahu dan tidak dilibatkan.
Ia mengatakan, selama tinggal di sana, keluarga tersebut terkesan tertutup. Tak pernah berinteraksi dan bergaul dengan warga setempat. “Di perumahan sini memang tertutup, jarang berinteraksi,” ujarnya.