Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Kapendam Cendrawasih Sebut Situasi di Puncak Jaya Papua Kondusif Usai Rusuh Kamis Lalu

Kapendam Cendrawasih XVII Letkol Inf Candra Kurniawan menyebut situasi di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah sudah kondusif pasca-kerusuhan pada Kamis, 18 Juli 2024.

20 Juli 2024 | 19.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Penerangan Kodam atau Kapendam Cendrawasih XVII Letkol Inf Candra Kurniawan menyebut situasi di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah sudah kondusif pasca-kerusuhan pada Kamis, 18 Juli 2024. Ia mengatakan, situasi telah kondusif sehari setelah kerusuhan atau Jumat, 19 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Situasi mulai kondusif dan aman," ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 20 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Candra mengungkapkan, saat ini masyarakat setempat sudah mulai beraktivitas normal. Bahkan, ujarnya, sejumlah kios di sekitar lokasi kerusuhan beberapa waktu lalu sudah mulai buka.

Ia mengatakan, aparat keamanan bekerja sama dengan pihak-pihak lain untuk membuat suasana Papua menjadi damai. "Forkopimda bersama seluruh elemen masyarakat bersama-sama berkomitmen menjaga situasi tetap kondusif," ucapnya.

Sebelumnya, kerusuhan di Mulia, Puncak Jaya, Papua Tengah berawal dari meninggalnya tiga warga setempat akibat ditembak aparat keamanan pada Selasa, 16 Juli 2024. TNI mengatakan, tiga orang yang ditembak itu berasal dari kelompok Organisasi Papua Merdeka atau OPM.

Namun, penjelasan TNI itu dibantah oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM Komando Daerah Operasi Sinak Puncak Jaya. Mereka mengatakan bahwa tiga orang yang ditembak militer merupakan masyarakat sipil. TPNB-OPM berkukuh bahwa kerusuhan itu terjadi lantaran kemarahan warga atas pembunuhan tiga orang warga asli yang ditembak militer.

Adapun ketiga orang yang ditembak itu berinisial SW (33), YW (41), dan DW (36). Kematian tiga orang tersebut memicu kemarahan masyarakat sipil lain. Mereka lantas berbuat anarkistis.

Kerusuhan itu mengakibatkan seorang warga bernama Abdullah Jaelani (30) meninggal akibat terkena benda tajam. Empat orang lainnya terluka. Satu orang di antara ialah Komandan Batalyon 753/AVT Mayor Inf Novald Dermawan yang terkena lemparan batu di bagian kepala.

Tiga warga lainnya ialah Arief (45) yang terkena panah di punggung, Safrudin (44) yang terkena lemparan batu di bagian bibir, dan Surati alias Bude Nina (53) yang terluka akibat benda tajam.

Pilihan Editor: Begini Dampak Kerusuhan di Puncak Jaya, Papua Tengah

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus