Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Karier Sumy Hastry Purwanti, Polisi Ahli Forensik yang Naik Pangkat menjadi Brigadir Jenderal

Sumy Hastry Purwanti telah banyak terlibat dalam tugas mengidentifikasi korban insiden bom

2 Juli 2024 | 10.32 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kepala Bidang Kedokteran Forensik dan Kesehatan Polri Komisaris Besar Sumy Hastry Purwanty mendapat kenaikan pangkat menjadi Brigadir Jenderal, Jakarta, 29 Juni 2024. Foto: Instagram/hastry_forensik

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sumy Hastry Purwanti, ahli forensik Kepolisian Republik Indonesia menerima kenaikan pangkat menjadi Brigadir Jenderal. Kenaikan pangkat ini tertera dalam surat telegram nomor STR/1768/VI/KEP/2024 dan telegram nomor STR/1686/VI/KE.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Total ada 31 pati (perwira tinggi) Polri yang mengikuti upacara kenaikan pangkat, salah satunya, Kombes (Komisaris Besar) Sumy Hastry Purwanti," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko, Jumat, 29 Juni 2024.

Karier Sumy Hastry Purwanti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Klinik

Dikutip dari situs web Tribrata, Sumy Hastry Purwanti membuat layanan Forensik Klinik atau Forklin untuk korban kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak. Hastry membuat ruang penanganan penyidikan hingga pendampingan kesehatan korban perempuan dan anak-anak korban mendapat haknya. Layanan Forklin ini menyediakan berbagai layanan pemeriksaan forensik dan pendampingan psikologis bagi para korban.

2. Bom Bali

Tugas awal forensik yang melibatkan dia saat identifikasi korban Bom Bali 1 pada 2002. Semenjak peristiwa itu ia makin bertekad untuk mendalami forensik. Sumy melanjutkan studi kedokteran forensik di Universitas Diponegoro selama 3 tahun, 2002-2005.

Selama studinya, Sumi terlibat dalam tugas mengidentifikasi korban dari beberapa insiden besar seperti bom Kedutaan Besar Australia di Jakarta (2004), kecelakaan pesawat Mandala di Medan (2005), dan Bom Bali II (2005).

3. Pendidikan

Sumi juga melanjutkan pendidikan spesialisnya dengan mengikuti kursus DVI di Singapura pada 2006, kursus DNA di Malaysia pada 2007, dan kursus identifikasi luka ledakan di Perth, Australia pada 2011. Perempuan yang lahir pada 23 Agustus 1970 ini juga pernah menghadiri berbagai pertemuan ahli forensik dunia. Ia pernah bekerja selama dua bulan penuh dalam tugas identifikasi korban pesawat AirAsia QZ 8501 pada 2015, dikutip dari situs web Humas Polri.

JIHAN RISTIYANTI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus