Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komnas HAM telah memeriksa sejumlah pihak yang berkaitan dengan kasus kematian Brigadir J alias Nopryansah Yosua Hutabarat di Rumah Dinas Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Polisi Ferdy Sambo, sejak Senin lalu. Namun hingga saat ini Komnas HAM belum menjadwalkan pemeriksaan terhadap Ferdy Sambo dan sang istri, Putri Candrawathi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Belum. Kalau teman-teman mengikuti langkahnya Komnas HAM, kami akan periksa pertubuhan dulu dengan berbagai kondisi lukanya, dengan berbagai skemanya. Kami ingin tahu juga spektrum kehidupan sehari-hari Aide de Camp (ADC) atau ajudan Irjen Sambo, yang sudah kami periksa kemarin," ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam di kantornya, Jakarta, Rabu, 27 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejauh ini pihak yang telah diperiksa oleh Komnas HAM adalah Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Haryanto. Lalu 6 ADC atau ajudan Irjen Sambo, termasuk Bharada Richard Eliezer. Hari ini Komnas HAM juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap tim digital forensik dan cyber dari Polri.
Komisi akan memeriksa rekaman kamera keamanan (CCTV) serta telepon seluler milik Irjen Sambo untuk menelusuri penyebab kematian Brigadir J.
"Semua HP yang terkait peristiwa ini pasti kami akan kami tanya, termasuk misalnya HP-nya Irjen Sambo itu juga akan kami tanya dimana dan apa isinya," ujar Anam.
Komnas juga akan memeriksa CCTV di rumah Irjen Ferdy Sambo. "Kalau di Irjen Sambo CCTV-nya rusak di rumahnya, kenapa kok rusak? Sejak kapan rusak? Itu pasti kami tanya. Soal yang baru (diganti) didapatkan dalam lingkungan sekitar itu juga kami akan tanya," ujar Anam.
CCTV di kediaman Irjen Ferdy Sambo dianggap salah satu alat bukti penting untuk menguak peristiwa kematian Yosua. Akan tetapi polisi sempat menyatakan bahwa kamera pengawas di sana rusak sudah sejak beberapa waktu lalu.
Selain itu, ada sejumlah kejanggalan karena polisi sempat mengganti dekoder di sekitar wilayah perumahan tersebut tanpa prosedur yang benar. Belakangan, dekoder yang disebut rusak itu kabarnya telah ditemukan.
Polisi juga sempat menyatakan telah menelusuri rekaman CCTV di sejumlah wilayah seperti dalam rute perjalanan keluarga Ferdy dari Magelang ke Jakarta hingga rute ambulan yang membawa jenazah Yosua dari kediaman Ferdy ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
"Semua yang terkait digital forensik dan siber kami minta untuk dibuka kepada kami, kalo video tunjukkan pada kami, kalo berupa benda HP misalnya tunjukkan pada kami, isinya apa," ujar Anam. "Tiga HP punyanya J juga akan kami periksa".
Selain itu, tim Komnas HAM juga sudah tiba di Jambi untuk menyaksikan langsung proses autopsi ulang jenazah Yosua yang akan berlangsung hari ini. Hal itu penting karena dianggap bisa membantu mengungkap misteri kematian Yosua.