Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Psikologi Forensik atau Apsifor mengungkapkan hasil autopsi psikologi forensik sementara terhadap Mustopa NR, pelaku penembakan kantor MUI. Psikolog dari Apsifor, Nathanael E. J. Sumampouw, menduga Mustopa memiliki keyakinan dan obsesi bahwa dirinya sebagai wakil nabi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, pengakuan kepada Mustopa tidak pernah didapatkan atau berujung gagal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Secara psikologis hal ini mengakibatkan frustrasi dalam dirinya yang menyebabkan dirinya bertindak agresif dengan melakukan penembakan sebagai wujud kebutuhan eksistensi diri dalam rangka diakui, didengar, dan diikuti keinginannya," ujar Nathanael di Polda Metro Jaya, Jumat, 5 Mei 2023.
Dia berkali-kali mendatangi kantor MUI, mulai dari kantor di Lampung hingga kantor pusat di Jakarta pada 2 Mei 2023. Mustopa selalu mengirimkan surat, namun tidak pernah ada tanggapan atas permintaan pengakuan tersebut.
Sikap agresif yang dilakukan Mustopa melalui penembakan itu sebagai wujud kebutuhan eksistensi diri ingin didengar dan diikuti keinginannya. Pemeriksaan psikologi Mustopa masih dilakukan melakui cek bukti-bukti yang ada dan kesaksian berbagai pihak.
"Sehingga yang terakhir hal penting untuk ditekankan adalah bahwa pemeriksaan psikologi forensik ini masih terus berjalan, data masih terus kami gali, kami kumpulkan untuk bisa mencapai kesimpulan yang lebih lengkap," kata Nathanael.
Dari hasil pemeriksaan sementara, pihaknya memiliki empat poin. Pertama, Mustopa NR memiliki keyakinan yang sulit dipatahkan sebagai orang yang mengklaim memiliki kemampuan khusus.
Kedua, keyakinannya sebagai wakil nabi terus dipikirkan sebagai bentuk pemikiran obsesif. Ketiga, hubungan sosialnya relatif memadai dan dapat dipahami masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya di Lampung.
"Keempat, kami menemukan juga bahwa terdapat indikasi adanya kebutuhan terkait eksistensi, yaitu ingin diakui, didengar, dan diwadahi," tutur Nathanael.
Sebelumnya, Mustopa NR beraksi sendirian menggunakan pistol air gun yang dibawa. Dia sempat mengancam petugas di kantor MUI pusat hingga akhirnya melukai tiga staf yang berada di sana.
Ketika ditangkap, dia tidak sadarkan diri dan dibawa ke Polsek Menteng. Dia dinyatakan meninggal setelah dibawa ke Puskesmas Menteng.
Hasil autopsi dokter forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati menyatakan, pelaku penembakan kantor MUI itu meninggal karena serangan jantung. Dia memiliki riwayat penyakit jantung, infeksi paru-paru, dan asma