TOKOH sentral kedua dalam kasus kematian Aldi adalah Rizal Mantovani, 26 tahun. Konco lawas Ria Irawan sejak dua bulan terakhir ini terpaksa "menginap" (katanya, atas kemauannya sendiri) di Kantor Kepolisian Sektor Cilandak, Jakarta Selatan, selama sepekan mulai Rabu hingga Selasa malam 18 Januari lalu. Sebagai selingan, ia hanya sempat dua kali istirahat di rumahnya, tidur siang beberapa jam. Lalu, ia dijemput lagi untuk menjalani interogasi lebih lanjut. Dan setelah 20 Januari, Rizal sudah "tidak lagi minta perlindungan" di kepolisian yang sudah disebut tadi. Ia sudah bebas. Tapi itu belum berarti ia leluasa diajak bicara. TEMPO, yang menghubunginya lewat telepon, hanya mendapatkan jawaban pendek. "Saya masih sangat letih. Sementara ini, saya belum bisa memberikan keterangan. Kalau persoalan ini telah tuntas, barulah saya bisa ngomong," katanya agak tersendat. Si bungsu dari lima bersaudara ini masih terdaftar sebagai mahasiswa semester terakhir Arsitektur Trisakti. Berkulit agak gelap, dengan tinggi 164 sentimeter dan berat 50 kg, Rizal sudah bergaul dengan kamera semenjak duduk di SLTA. Dan ia termasuk penggagas mata acara Bursa Komedi di RCTI. Anak almarhum Mohamad Saleh-Wiwik ini sejak SD hingga SMA berpindah-pindah sekolah, terbawa oleh tugas orang tuanya. Mulanya di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yugoslavia, pulang ke Jakarta, lalu ke Iran, dan kemudian ke Kolombo. Rizal suka memakai topi pet -- tapi dia bilang bukan ikut- ikutan meniru Ria Irawan. Dan dalam musibah di rumah konconya itu, "Saya ketiban apes," katanya. Apes bagaimana? Pemuda berwajah bayi itu tidak menjawab. Dari nada suaranya di telepon, tampaknya, ia memang sangat memerlukan istirahat. Kontak telepon dengan Rizal terputus karena ia harus membayar tidurnya yang kurang selama di kantor polisi Cilandak. Obrolan disambung dengan pamannya -- Kadjat Adrai, yang pernah menjadi wartawan di majalah yang kini sudah tak ada, Aktuil. Kadjat resmi menjadi juru bicara Rizal. Berikut adalah petikan wawancaranya dengan Taufik T. Alwie dari TEMPO. Sebetulnya, bagaimana, sih, kejadian yang dialami Rizal? Persoalan itu masih ditangani polisi. Kita tunggu saja sampai dituntaskan. Yang jelas, Rizal merasa apes. Dia sering mengeluh sama saya. "Wah, Om, saya ketiban apes, nih. Saya terpaksa bolak-balik ke kantor polisi untuk pemeriksaan. Pekerjaan saya menjadi telantar." Saya nasihati Rizal, "Kamu jangan down begitu. Apa yang kamu alami, sekadar capek diperiksa, masih jauh lebih baik daripada yang dialami keluarga almarhum. Mereka kehilangan orang yang dicintai. Jadi, kamu jangan banyak mengeluh. Berikan keterangan sejujur-jujurnya kepada polisi apa yang kamu ketahui dan lihat, jangan ditambah dan jangan dikurangi." Apakah Rizal juga bercerita tentang yang diketahui dan diperbuatnya di hari kejadian? Persisnya saya tidak ingat, terutama mengenai jam-jamnya. Soalnya, apa yang dituturkan Rizal kepada kami tidak kami catat. Kami hanya ingat garis besarnya. Misalnya? Malam itu, Rizal tiba di rumah Ria, dan berkenalan dengan Aldi. Sikap mereka (Rizal dan Aldi) biasa saja. Bahkan, boleh dibilang, mereka cepat akrab. Jadi, ndak betul kalau ada dugaan suasana kaku dan diliputi cemburu. Waktu itu, Rizal sedang kena flu. Dan Aldi bilang, "Eh, Zal, lu kena flu." Rizal mengiyakan. Aldi bicara lagi, "Hati-hati, gue pernah sinusitis gara-gara flu kelamaan. Hidung ini penuh nanah, mesti disedot. Wah, sakitnya minta ampun." Pertemuan dengan teman baru ini menyenangkan. Tapi obrolan ini tidak berlangsung lama. Ria mengajak Rizal keluar mengantar Anna, sembari (kalau sempat) mereka bilang akan menonton film. Rizal juga pamitan sama Aldi. Kalau tak salah, ketika itu Rizal mendengar Aldi berkata bahwa ia ingin ngomong sesuatu sama Ria. Dijawab Ria, "Ntar aja, deh." Rencananya menonton film apa, dan di bioskop mana? Nggak jelas mau menonton film apa dan di mana karena, kayaknya, tidak terlalu direncanakan. Setelah mengantar Anna (juru rias dan sekretaris Ria) ke Manggarai, mereka putar- putar, dan mengobrol di dalam mobil yang dijalankan pelan- pelan. Mungkin ingin menikmati suasana. Nggak terasa, hari sudah dinihari. Mereka sepakat tidak jadi menonton, tapi langsung pulang. Sewaktu Rizal tiba di rumah Ria, apakah ia melihat mobil parkir? Rizal tidak melihat mobil parkir di situ. Setelah masuk rumah, apa yang dilihat Rizal? Di dalam ada Aldi, tapi cuma memakai kolor dan singlet. Rizal merasa agak risi. Kemudian, ia buru-buru naik ke lantai atas, dan tak lama kemudian tertidur. Rizal sengaja tidur karena perlu bangun pagi untuk mengembalikan mobil saudaranya itu (Toyota Starlet putih yang dipakai berkunjung ke rumah Ria). Di samping itu, ia ada pekerjaan di studionya. Saya tanya sama Rizal, apa cemburu melihat Aldi berpakaian seperti itu. Rizal bilang, "Saya sih nggak cemburu, cuma merasa aneh. Rasanya belum pernah melihat ada cowok cuma berkolor dan bersinglet di rumah cewek." Apakah Rizal tahu Aldi seperti fly akibat memakai obat bius? Rizal kurang begitu memperhatikan. Pagi-pagi dia terbangun, Ria masih molor di sampingnya. Rizal sengaja tidak membangunkan Ria, tapi langsung turun untuk pulang. Di lantai bawah ia melihat Aldi tiduran telentang. Rizal sempat pula pamit pada Aldi, "Gue pulang dulu." Lalu, ia membuka pintu depan, menguncinya kembali dari luar, dan menyelipkan anak kuncinya di bawah pintu. Apakah Rizal memperhatikan posisi tidur Aldi? Waktu itu Rizal tidak begitu menaruh perhatian. Habis, harus buru-buru pulang. Melihat Ria masih tidur, apakah Rizal tahu Ria habis fly? Rizal tidak tahu, dan tidak melihat Ria minum obat. Betulkah Rizal pulang ke rumah pagi itu? Ya, mengembalikan mobil yang dipakainya. Lalu, mandi dan sarapan, terus berangkat lagi naik taksi ke studionya. Kapan Rizal ditelepon Ria mengabarkan kematian Aldi? Rizal tidak tahu persis jamnya karena belakangan ini ia tidak memakai jam tangan. Tapi rasanya sudah agak siang. Rizal ditelepon Ria di kantornya, perihal Aldi. Ria bilang, "Gawat, Zal, Aldi sudah pergi." Rizal tanya, "Pergi bagaimana?" Ria menegaskan sudah meninggal, dan meminta Rizal datang. Rizal naik taksi. Tiba di rumah Ria, sudah ada dokter, Ade Irawan, dan polisi. Siangnya, Ria dan Rizal, ditemani petugas, datang ke rumah mertua Aldi, mengabari perihal Aldi. Yang menyambut, seorang satpam. Waktu dikabari Aldi meninggal semalam, satpam itu mendekati Rizal dan berkata, "Wah, semalam Mas Aldi baru ribut-ribut dengan keluarganya (maksudnya, istri dan orang tuanya)." Terus Rizal bilang, "Lo, Pak, jangan melapor ke saya, dong. Lapor sama petugas." (TEMPO lalu menghubungi Satpam Suparman yang ditemui Ria dan Rizal itu. Ia membantah telah menceritakan soal keributan dalam keluarga Aldi.) Mengapa Rizal diperiksa intensif, dan berulang-ulang? Ia diperiksa berulang-ulang untuk menguji konsistensi jawaban yang diberikannya, bukan karena ada perkembangan baru. Materi pertanyaan relatif sama, hanya strukturnya yang dibolak-balik polisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini