Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Saat Calon Prajurit Wanita TNI AD Berlatih Perang

Latihan perang itu merupakan salah satu bagian dari latihan praktik berganda calon Bintara Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) TNI AD.

6 Februari 2018 | 15.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Sunyinya pagi di lapangan tembak Sekolah Calon Tamtama (Secata) Rindam III Siliwangi, Pangalengan, Bandung terpecah saat 16 orang calon prajurit wanita TNI AD memasuki area tersebut. Rentetan tembakan dari Senapan Mesin Ringan (SMR) berkaliber 7,62 mm menyambut kedatangan mereka di lubang perlindungan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua buah bendera merah diayunkan oleh pelatih, tanda para siswa itu siap memasuki medan pertempuran. Ledakan Trinitrotoluena (TNT) mengiringi pengibaran bendera tersebut. "Gelombang satu, serbu!," teriak Komandan Regu kelompok satu, Yessica Anggriani Saragih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka pun mulai berguling dan merayap sambil memeluk senapan M-16 melewati tanah lumpur dan kawat berduri sejauh sekitar 70 meter. Tepat 1 meter di atas kepala mereka, melayang peluru tajam yang ditembakkan para dopper. Beberapa buah TNT pun kembali diledakkan mengiringi perjalanan calon prajurit itu menuju kobangan air sedalam satu meter, tempat mereka berlindung.

Di situ, mereka mulai melepaskan serangan balik ke arah musuh. "Dor! dor! dor!," teriak para calon prajurit wanita itu sambil mengarahkan senapan M-16nya.

Setelah berhasil memukul mundur musuh, mereka memasang pisau sangkur di ujung senapan dan berlari ke arah bukit. Di sana, mereka menghunuskan sangkur ke tubuh musuh hingga tumbang. Musuh yang ditusuk ini terbuat dari kain. Setelah itu, anggota kelompok satu lanjut berjalan ke lubang perlindungan terakhir.

Sebagai komandan regu, Yessica mengecek kesehatan dan kelengkapan anggotanya. "Penembak sebelas, bagaimana kondisi, kelengkapan, dan kesehatan?" teriak Yessica kepada salah satu anggotanya.

Rangkaian tersebut merupakan salah satu bagian dari latihan praktik berganda calon Bintara Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad) TNI AD, Prajurit Karier angkatan 25. Mereka akan menjalani latihan selama empat hari, dari 5 Februari hingga 8 Februari 2018. Sebelumnya, mereka telah digembleng soal teori pertempuran selama 4,5 bulan di Pusat Pendidikan Korps Wanita TNI AD di Lembang, Bandung, Jawa Barat.

Sebanyak 62 orang calon prajurit wanita mengikuti latihan berganda ini. Komandan Pusdik Kowad TNI AD Kolonel Tetty Melina mengatakan persiapan latihan berganda telah dilakukan sejak dini hari. Pada Senin pukul 03.00 WIB, para calon prajurit diberangkatkan menuju Secata Rindam III Siliwangi, Pangalengan dari Pusdik Kowad.

"Latihan berganda ini merupakan rangkaian pendidikan Dikmaba prajurit siswa talenta 2017," ujar Tetty pada Senin, 5 Februari 2018.

Selain simulasi praktik pertempuran, calon prajurit wanita akan menjalani berbagai latihan lainnya, mulai dari patroli, navigasi darat siang dan malam hari, sampai penanggulangan korban di medan perang. Setelah dilantik nanti, Tetty mengatakan para calon prajurit akan mendapat pelatihan kewanitaan yang sudah bersertifikat, seperti etika menjamu dan protokoler.

"Insya Allah mereka akan dilantik sebagai tanda kelulusan pada 15 Februari nanti. Doakan saja semoga berjalan dengan lancar," kata Tetty.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus