Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Solahudin dihadirkan sebagai saksi ahli dalam sidang perkara Bom Sarinah di Jalan MH Thamrin dan Kampung Melayu, Jakarta, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hari ini, Selasa, 17 April 2018.
Menurut Solahudin, sebelum menjadi teroris Aman Abdurrahman dikenal sebagai ustad salafi atau guru agama yang mengajarkan syariat Islam murni. "Dikenal sebagai da'i di Masjid As Shofa di Lenteng Agung," ujarnya dalam sidang.
Aman Abdurrahman didakwa sebagai otak utama pengeboman sejumlah tempat di Indonesia, termasuk Bom Sarinah pada 14 Januari 2016. Solahudin dihadirkan oleh jaksa sebagai saKsi ahli karena kiprahnya sebagai peneliti tentang terorisme di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca: Saksi Sebut Aman Abdurrahman Pemimpin ISIS Tertinggi di Indonesia
Solahudin menjelaskan, Aman atau yang sering disebut sebagai Oman Abdurrahman terlibat dalam beberapa peristiwa terorisme di Tanah Air. Dia tidak lahir dari kalangan ekstrimis Indonesia. Nama Aman Abdurrahman muncul mendadak sebagai tokoh terorisme pada 2000-an.
"Saya mulai mendengar (namanya) sekitar 2003, yaitu muncul sosok baru di kalangan kelompok jihad, seorang yang pintar," ucapnya.
Solahudin juga menyebut Aman Abdurrahman sebagai ideolog terkemuka Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia. Dia dianggap paling memahami ideologi ISIS oleh para pengikutnya. "Dan dijadikan sumber rujukan bagi pengikutnya."
Aman Abdurrahman mulai terlibat kegiatan terorisme dalam aksus bom di Cimanggis, Depok, pada 2004 bersama sembilan orang lainnya. Namanya semakin terkenal di kalangan kelompok ekstrimis setelah menerjemahkan tulisan tokoh ideologi jihad, Abu Muhammad al-Maqdisi.
Aman kembali mendekam di penjara pada 2010 karena terlibat pendanaan latihan militer kelompok teroris di Jalin Jantho, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam.
Aman Abdurrahman, menurut Solahudin, juga dikenal sebagai penulis serta penyusun buku seri materi tauhid yang juga dijadikan pedoman Jamaah Ansharut Daulah (JAD), kelompok jihad yang didirikannya. Pada perkembangannya, terdakwa otak kasus Bom Sarinah tersebut dianggap sebagai orang di Indonesia yang paling memahami ideologi ISIS.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini