Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia telah menyaksikan sejumlah peristiwa bersejarah yang masih diingat oleh banyak orang, salah satunya adalah Tragedi Bintaro. Peristiwa ini merupakan salah satu insiden kereta api paling tragis dalam sejarah perkeretaapian Indonesia, dan kemudian diangkat menjadi kisah nyata di pita seluloid.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain sebagai kenangan yang menyedihkan, peristiwa ini juga telah menjadi sumber inspirasi bagi banyak seniman. Dua contoh hasil adaptasi ini adalah film Tragedi Bintaro dan lagu yang berjudul 1910 yang diciptakan oleh Iwan Fals.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain dari Tragedi Bintaro, ada beberapa film lain yang diadaptasi dari peristiwa atau kisah nyata di Indonesia yang patut diperhatikan.
- Di Balik 98 (2015)
Film ini mengangkat latar belakang kejadian Mei 1998 saat reformasi terjadi di Indonesia. Film ini mengisahkan kejatuhan Presiden Soeharto dan kerusuhan yang terjadi pada mahasiswa, dengan puncaknya pada 13-14 Mei saat Tragedi Trisakti terjadi.
Dikutip dari situs Festival Film Indonesia, film ini juga mencerminkan pengalaman seorang mahasiswi yang menjadi aktivis '98 dan perjuangannya di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian.
- Hafalan Shalat Delisa (2011)
Film ini terinspirasi oleh peristiwa tsunami tahun 2004 di Aceh. Tokoh utamanya, Delisa adalah seorang gadis kecil yang tinggal di Lhok Nga, Aceh.
Film ini menggambarkan perjuangan Delisa yang kehilangan keluarganya akibat tsunami dan harus belajar untuk menghadapi kehidupan yang keras. Kisahnya membawa pesan tentang kekuatan dalam kesedihan dan bagaimana Delisa belajar untuk menjadi anak yang baik dan ikhlas.
- Sayap-sayap Patah (2022)
Kisahnya terinspirasi dari peristiwa pembobolan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada tahun 2018. Tragedi itu terjadi ketika 155 narapidana terorisme membobol rutan dan menyandera petugas. Lima anggota Densus 88 tewas dalam upaya pembebasan.
Di Film Sayap-Sayap Patah Ariel Tatum berperan sebagai Nani, istri anggota Densus 88 bernama Adji yang diperankan Nicholas Saputra.
Dilansir dari Antaranews, sutradara Rudi Soedjarwo mengangkat kisah ini ke dalam film, menyoroti nilai kemanusiaan dan perjuangan tokoh Iptu Yudi Rospuji yang diperankan Nicholas Saputra dalam melindungi rekan-rekan dan negara dari penyanderaan teroris.
Kisah ini juga menunjukkan bagaimana tindakan teroris yang mengatasnamakan agama sebenarnya merenggut keselamatan dan kedamaian keluarga yang sama-sama beragama, merusak kebhinekaan, dan meremukkan sayap-sayap persatuan yang ada.
- 22 Menit (2018)
Film ini mengangkat serangan bom di jalan MH Thamrin, Jakarta, pada Januari 2016. Saat itu, Jakarta diguncang oleh serangan bom di Jalan MH Thamrin. “22 Menit” mengisahkan upaya heroik polisi Ardi, anggota unit antiterorisme, yang berusaha mengejar pelaku pengeboman tersebut.
Di saat bersamaan, seorang polisi lalu lintas bernama Firman berusaha mengamankan situasi yang semakin mencekam. Ledakan bom tersebut juga berdampak tragis pada seorang office boy bernama Anas yang tanpa sengaja berada di lokasi saat itu.
Tasya, seorang karyawati, juga terluka saat berusaha mengejar janji. Di tengah kekacauan, muncul sosok misterius yang tampaknya tak terganggu oleh kepanikan di sekelilingnya. Bersama-sama, Ardi, Firman, dan tim antiterorisme lainnya bekerja keras selama 22 menit untuk menangkap pelaku serangan ini.
- Aum! (2021)
Film ini mengangkat perjuangan sekelompok aktivis Indonesia yang berjuang secara rahasia untuk reformasi di bawah pengawasan pihak berwenang yang otoriter. Mereka menggunakan pembuatan film sebagai cara untuk menyuarakan tuntutan mereka. Film ini menampilkan cara unik dalam mendukung reformasi tanpa menarik perhatian pihak berwajib.
Film-film ini tidak hanya mengangkat kisah nyata, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan penting tentang perjuangan, kekuatan dalam kesedihan, dan nilai-nilai kemanusiaan.
FESTIVAL FILM | NETFLIX | ANTARANEWS | KLIKSTARVISION
Pilihan editor: Terinspirasi dari Peristiwa Nahas, Ini Film dan Lagu Tentang Tragedi Bintaro