Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polda Metro Jaya menggelar apel patroli skala besar pada Sabtu malam di Monas untuk menunjukkan keseriusan upaya menjaga keamanan dan ketertiban di DKI Jakarta. Dalam pengarahannya, Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suyudi Ario Seto mengatakan patroli skala besar ini untuk menunjukkan kepada masyarakat Jakarta bahwa TNI/Polri dan Pemprov DKI serius dan siap menjaga keamanan negara ini.
"Karena Jakarta adalah barometer keamanan nasional," kata Suyudi saat memberikan arahan pada Apel Patroli Skala Besar di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu, 13 Mei 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suyudi mengatakan ratusan personel gabungan Polda Metro Jaya, Kodam Jaya dan Pemprov DKI pada apel tersebut menunjukkan kesiapsiagaan mereka untuk mengamankan Kota Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kita harus siap, mungkin saat ini Jakarta terlihat tenang-tenang saja tapi kita tidak pernah tahu satu menit, satu jam ke depan, untuk itu dengan keberadaan kami dan kesiapsiagaan kami, masyarakat akan merasa aman dan nyaman," ucapnya.
Fokus pada kenakalan anak muda
Wakapolda Metro Jaya itu mengatakan pada patroli skala besar ini kepolisian berfokus kepada kenakalan anak-anak muda seperti tawuran yang berawal dari konsumsi obat keras seperti tramadol.
"Jadi ini menjadi segitiga yang sangat penting antara obat-obatan, anak-anak muda kita yang notabene masih mencari identitas dengan tindakan yang mereka lakukan, " ujarnya.
Suyudi mengatakan, hampir 90 persen orang yang terlibat tawuran sebelumnya telah mengonsumsi obat terlarang.
"Mereka yang melakukan tawuran itu habis menggunakan obat-obatan terlarang, sehingga akhirnya muncullah bukan hanya keberanian, tapi juga keberingasan, sehingga terjadilah tawuran, " ujarnya.
Ingatkan pihak yang ingin ganggu
Pada apel patroli skala besar itu, Wakapolda juga berpesan kepada masyarakat yang ingin melakukan gangguan Kamtibmas di Jakarta untuk berpikir dua kali. "Pelaku-pelaku yang ingin mencoba mengganggu Jakarta ini tentunya ini menjadi efek syok terapi dengan keberadaan kita bersama TNI dan Pemprov DKI Jakarta, " katanya.
Kapolda Karyoto ingatkan anak muda agar tak begadang
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengimbau anak muda di wilayah DKI Jakarta menghindari aktivitas begadang pada malam hari. Menurut dia, ada kecenderungan dari kegiatan berkumpul tak jelas para pemuda pada malam hari untuk berujung ke gangguan keamanan dan ketertiban
"Kepada anak-anak warga Jakarta yang usia anak-anak muda tentunya kalau ke luar-ke luar rumah ingat waktu," kata Karyoto saat diwawancarai di sela apel patroli skala besar di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu malam.
"Kalau kita kerja tentunya jam kantor kan jam 5 selesai, atau jam 7 atau yang lembur tidak usah begadang-begadang cari masalah," ucapnya.
Singgung soal obat-obatan dan minuman keras
Wakil Kepala Polda Metro Jaya, Brigjen Suyudi Ario Seto, menekankan pesannya di lokasi yang sama untuk mengantisipasi peredaran obat-obatan telarang. Obat-obatan bersama minuman keras disebutnya bisa berkombinasi buruk dengan aktivitas kumpul-kumpul para pemuda tersebut.
"Tak kalah pentingnya adalah bagaimana kita antisipasi terutama kepada anak-anak kita yang kadang kala berkumpul tapi mungkin mereka gunakan obat-obat atau minuman keras," kata Suyudi.
Dia mencontohkan pengungkapan kasus peredaran obat tramadol dan Hynixer oleh Polres Metro Jakarta Barat. Menurutnya, hampir 30 juta butir pil itu sangat mengancam karena beredar bebas dengan harganya yang murah.
Obat-obatan keras dan pencarian identitas para remaja disebutnya bisa memunculkan kegiatan yang meresahkan seperti tawuran, atau bahkan kiminalitas lainnya. Dari data yang dia miliki, Suyudi menambahkan, hampir 90 persen perbuatan tawuran menggunakan obat-obatan terlarang.
"Akibat yang timbul dari niat mencari kesenangan semata justru berujung keberingasan," katanya sambil menambahkan pesan agar petugas yang patroli di lapangan melakukan tes urine kepada mereka yang terindikasi penyalahgunaan obat-obatan.
"Kita wajibkan untuk dites urine, agar kita tahu jaringannya dan ini harus kita ungkap dan tangkap," tuturnya.
CLARA MARIA | M. FAIZ ZAKI