Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arifin Lambaga Berhasil Bawa MUTU IPO, Melantai di Bursa

Kesuksesan MUTU menjadi perusahaan yang go public tidak terlepas dari tangan dingin seorang Arifin Lambaga.#InfoTempo

21 Agustus 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kesuksesan MUTU menjadi perusahaan yang go public tidak terlepas dari tangan dingin seorang Arifin Lambaga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arifin Lambaga, Presiden Direktur PT Mutuagung Lestari atau MUTU International berhasil membawa perusahaannya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten MUTU. Beberapa saat setelah dinyatakan IPO, saham MUTU pun mengalami kelebihan pemesanan atau oversubscribed hingga 252 kali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Animo investor terlihat sangat tinggi untuk saham IPO MUTU yang tercermin dari oversubscribed hingga 252 kali,” kata, Arifin Lambaga, awal Agustus lalu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesuksesan MUTU menjadi perusahaan yang go public tidak terlepas dari tangan dingin seorang Arifin Lambaga yang sudah memimpin selama 33 tahun.  Sepak terjang Arifin Lambaga ini terekam apik dalam sebuah tesis berjudul “Aspek Leadership Terhadap Resiliensi Perusahaan Jasa Internasional (Studi Kasus: 33 Tahun Kepemimpinan Arifin Lambaga di MUTU International)” karya Lucia Devi Andriani. 

Berkiprah di Mutuagung Lestari pada tahun 1990 sebagai seorang manajer, Arifin menjadikan MUTU International sebagai satu-satunya perusahaan sertifikasi di Indonesia, seiring dengan kebutuhan sertifikasi kayu untuk keperluan ekspor ke Jepang. 

Saat itu Arifin sedang bekerja sebagai Project Officer di sebuah pabrik perekat kayu yang beroperasi di Samarinda, Kalimantan Timur. Kemudian, pria kelahiran Luwuk, 1957 itu pun pindah ke Jakarta untuk memulai perusahaan baru yang mampu menguji kayu lapis lokal agar sesuai dengan standar Jepang yang sangat ketat. Perusahaan itu diberi nama Kiani Mutulestari yang berdiri pada 2 Maret 1990. Seiring berjalannya waktu, nama perusahaan pun diubah menjadi PT Mutuagung Lestari hingga saat ini dikenal sebagai MUTU International. 

MUTU menyusun proses sertifikasi kayu lapis dengan standar yang bahkan lebih ketat dari yang diberlakukan oleh Jepang melalui Japan Plywood Inspection Corporation (JPIC). Proses sertifikasi yang ketat itu tertuang dalam Indonesian Plywood Standard (IPS), yang secara khusus memperketat unsur presisi siku atau squareness. Sejak saat itu, kualitas kayu lapis produksi Indonesia yang disertifikasi MUTU pun berhasil unggul dan jauh lebih baik dari produk yang disertifikasi JPIC. 

Namun, produk hasil sertifikasi MUTU melalui IPS masih perlu pengakuan dari pemerintah Jepang. Arifin Lambaga pun mengajak pemerintah Jepang untuk melakukan audit bersama. Jika produk yang disertifikasi IPS lulus audit, maka produk bersertifikasi IPS dari MUTU bisa diekspor ke Jepang untuk keperluan non-pemerintah. 

Setelah penantian selama proses yang cukup panjang, jerih payah Arifin mulai membuahkan hasil manis. Pada 1996, Parlemen Jepang menyetujui MUTU International sebagai Foreign Testing Organization (FTO). Hal ini menjadikan MUTU sebagai salah satu dari 8 perusahaan di dunia yang punya wewenang penuh untuk melaksanakan proses sertifikasi di Jepang. 

Menurut Arifin, budaya yang dibutuhkan untuk sektor Testing, Inspection, dan Certification (TIC) adalah kejujuran atau trust. Selain itu, karyawan juga didorong untuk memberikan pelayanan secara profesional mengingat yang dijual adalah layanan.

“Dari awal, saya sangat menganjurkan kepada semua karyawan untuk bekerja secara profesional dan menjadikan kerja sebagai ibadah, sehingga tercipta internal control dalam diri masing-masing individu karyawan. Dengan menjadikan kerja Profesional dan bekerja secara jujur, maka akan tercipta value bagi setiap hal yang dikerjakan Perusahaan,” kata Arifin. 

Arifin percaya, proses internalisasi budaya bukan proses instan yang hasilnya segera terlihat. Proses itu bagaikan sebuah komitmen yang harus ditanam dan dirawat melalui tiga kata kunci, yaitu values, norms, dan artifacts

“Hal lain yang selalu saya anjurkan adalah budaya untuk selalu berinovasi mencari dan menemukan peluang baru, maupun praktik terbaik, dalam rangka peningkatan nilai tambah bagi apa yg diberikan, baik oleh staf sebagai individu kepada perusahaan, maupun oleh perusahaan kepada para pelanggannya,” kata Arifin.

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus