Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Iklan

BPIP Kawal Penyusunan Buku Teks Utama Pancasila

Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila membuka secara resmi Diskusi Kelompok Terpumpun Penelaahan Buku Teks Utama Pancasila bagi PAUD sampai dengan Sekolah Menengah Atas, melalui Direktorat Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila

20 Maret 2023 | 21.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL -- Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Dr. Drs. Karjono, S.H., M.Hum membuka secara resmi Diskusi Kelompok Terpumpun Penelaahan Buku Teks Utama Pancasila bagi PAUD sampai dengan Sekolah Menengah Atas, melalui Direktorat Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila, Senin, 20 Maret 2023.

Karjono mengatakan, BPIP bersama Kemendikbud telah melakukan penyelarasan terhadap Capaian Kompetensi (CK) dan Capaian Pembelajaran Kemendikbud (CP 033 bagi SD/MI dan CP 028 bagi SMP/MTs serta SMA/MA) mulai 18 Januari sampai 5 Februari 2023, bersama Anggota Dewan Pengarah BPIP dan Dewan Pakar BPIP.

Menurutnya, penyusunan buku teks utama pendidikan Pancasila Kemendikbudristek RI bersama BPIP RI. "Bila melihat hal ini menjadi challenge bagi para penulis, bagaimana menuangkan narasi yang dapat disesuaikan dengan daya motorik atau kognitif anak. Sehingga capaian Pendidikan Pancasila sebagai Ideologi, dasar negara, pandangan hidup bangsa dapat dipahami dan dilaksanakan oleh penerus bangsa," kata Karjono.

Karjono juga menyampaikan tentang penyusunan buku pancasila wajib untuk mendasarkan pada sejatinya pancasila atau lahirnya Pancasila, 1 Juni 1945, 22 Juni 1945 dan 18 Agustus 1945, merupakan satu kesatuan, merupakan satu tarikan nafas. Apalagi telah ditetapkan Bapak Presiden Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila.
Juga merujuk pada kearifan lokal sebagai sumber nilai Pancasila yang perlu dituangkan dalam Buku Teks Utama Pancasila. "Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan kristalisasi pengalaman hidup bangsa Indonesia yang menyejarah dan bersumber dari religiusitas bangsa Indonesia, adat istiadat, kearifan lokal, pandangan atau filsafat pemikiran dan ideologi yang berkembang ketika Pancasila dilahirkan," ujarnya.
Selain itu, Karjono memperkenalkan salam Pancasila yang digagas oleh Ketua Dewan Pengarah BPIP Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri dalam memberikan salam yang diartikan sebagai salam pemersatu bangsa yakni salam kebangsaan. Karjono menyebut Salam Pancasila bukan salam pengganti Assalamualaikum, tapi merupakan tindak lanjut dari pekik merdeka yang ditetapkan melalui maklumat Presiden Soekarno.

"Salam Pancasila merupakan salam pemersatu bangsa, bukan berarti mengganti salam keagamaan, tetapi menyatukan keberagaman Indonesia," kata dia.

Adapun, sejarah lagu "Indonesia Raya 3 Stanza" dihadapan para penelaah Buku Teks Utama Pancasila adalah lagu original yang diciptakan oleh WR. Supratman, seperti dimandatkan didalam Undang Undang No 24 Tahu  2009 Tentang Bendera, bahasa dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

"Berdasarkan Pasal 61 UU 24 Tahun 2009 menyebutkan apabila lagu kebangsaan dinyanyikan lengkap 3 stanza, bait ketiga pada stanza kedua dan stanza ketiga dinyanyikan ulang satu kali," ujarnya.

Karjono juga mengatakan, Buku Teks Utama Pancasila lebih memuat panduan praktik Pancasila dalam tindakan dan ditambah dengan teori-teori. Ia pun berpesan kepada para penelaah untuk bersama-sama mengawal buku teks utama Pancasila selaras dengan buku referensi Pendidikan dan Pembinaan Ideologi Pancasila yang telah disusun oleh BPIP dan ditetapkan oleh Kemendikbudristek.
 
“Terima kasih khususnya untuk para narasumber atas kehadiran dan telah membantu tersusunnya buku ini. Buku ini 70 (tujuh puluh) persen adalah Pancasila dalam tindakan, dan 30 (tiga puluh) persennya teori. Maka Buku Ajar Pancasila perlu dikawal untuk dapat diterapkan serentak dan bersamaan, pada Tahun Ajaran 2023/2024," kata dia.

Direktur Pengkajian Materi Pembinaan Ideologi Pancasila, Aris Heru Utomo, S.H., M.B.A., M.Si, mengatakan, tujuan diadakannya diskusi ini dalam rangka monitoring perkembangan pembahasan materi Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila tahap ke-1 tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah yang saat ini tengah disiapkan oleh Kemendikbudristek.

“Dalam rangka monitoring perkembangan pembahasan materi Buku Teks Utama Pancasila, BPIP telah membentuk Tim Penelaah yang terdiri dari para Akademisi, praktisi pendidikan, dan Tim Internal BPIP," ujarnya.
Menurutnya, penelaahan hasil Buku Teks Utama akan melalui beberapa tahapan sesuai dengan progres atau kemajuan hasil penulis, yaitu penelaahan ke-1 dilakukan pada hasil tulisan mencapai 50 persen. Telaah ke-2 dilakukan pada hasil penulisan Buku Teks Utama mencapai 100 persen.
"Penelaahan ke-3 dilakukan atas hasil final penulisan dan diakhiri dengan masukan atau penelaahan akhir yang melibatkan unsur Pimpinan," ujarnya.

Hadir para penelaah dari para akademisi, antara lain dari UIN Sunan Kalijaga, Dr. Muqowim, S.Ag., M.Ag, Universitas Atmajaya Yogyakarta, Dr. Victoria Sundari Handoko, S.Sos., M.Si. Universitas Negeri Semarang, Dr. Suhadi, S.H., M.Si. Universitas Muhamadiyah Yogyakarta, Dr. Hasse Jubba, M.A. Universitas Negeri Semarang, Dr. Sunarto, M.Si serta Praktisi Pendidikan, Christina Wulandari, S.S., M.Pd. (WS).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus