Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bupati Sragen Dukung Kementan Kembangkan Pangan Lokal Pengganti Beras

sagu maupun ubi kayu merupakan sumber karbohidrat yang baik dan bisa menjadi pengganti beras. #InfoTempo

8 Oktober 2022 | 21.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL - Bupati Sragen, Yuni Sukowati mendukung upaya Kementerian Pertanian dalam mengembangkan sumber karbohidrat selain beras yang berasal dari pangan lokal, seperti ubi kayu, sagu, talas, jagung dan juga pisang. Menurut Yuni, semua itu berpotensi dan sangat dibutuhkan masyarakat Indonesia terutama dalam mengantisipasi ancaman krisis global.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, sagu maupun ubi kayu merupakan sumber karbohidrat yang baik dan bisa menjadi pengganti beras. "Itulah mengapa pentingnya diversifikasi pangan lokal. Apalagi saat ini kondisi dunia sedang tidak menentu dimana kita dihadapkan dengan ancaman krisis global. Jadi saya mendukung upaya kementan dalam mengembangkan komoditas pangan lokal," kata Yuni, Sabtu, 8 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, Yuni juga mengapresiasi kinerja Kementan dalam meningkatkan produksi beras nasional sehingga Indonesia pada tahun ini memiliki jumlah stok 10 juta ton. Inilah yang membuat International Rice Research Institute (IRRI) dan juga FAO memberikan penghargaan swasembada beras kepada Presiden Joko Widodo.

"Kita bersyukur karena stok beras kita melimpah. Alhamdulillah Kabupaten Sragen juga ikut bagian dalam meningkatkan skala produksi nasional. Saya berharap kita semua dapat menjaga sektor pertanian," ujarnya.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan, saat ini Kementan tengah mengembangkan enam komoditas sumber karbohidrat yang bisa mendukung diverifikasi dan menjadi pangan alternatif dalam menghadapi tantangan global.

"Semua bisa menjadi bahan subtitusi beras. Kenapa? karena kenyang itu kan gak harus beras. Kita bisa makan talas, makan kentang atau bahkan makan sagu. Dan itu adalah panganan masyarakat lokal kita sejak dulu," ujarnya.

Kuntoro menjelaskan, apa yang disampaikan Menteri Pertanian terkait stok sagu bila harga beras melambung tinggi, merupakan analogi ekstrem bila nantinya terjadi masalah stok pangan. Apalagi sagu dan Ubi kayu adalah makanan sehari-hari masyarakat Indonesia di sejumlah daerah.

"Mungkin kita belum begitu merasakan dampaknya perubahan iklim dan krisis pangan global. Namun di beberapa negara di benua Afrika, negara Asia, bahkan untuk Amerika dan Inggris saja sudah mulai terlihat nyata ancaman tersebut. Karena itu kita harus siap dengan apa yang terjadi nantinya," kata dia.

FAO dan IRRI memberikan penghargaan kepada Presiden Joko Widodo atas sistem ketahanan pangan yang kuat. Indonesia bahkan dinyatakan sebagai negara swasembada yang memiliki stok pangan cukup disaat situasi dunia yang tak menentu.

"Masyarakat tidak perlu kawatir karena stok beras kota masih dalam kondisi aman. Petani kita juga mulai masuk masa tanam utama Oktober-Maret, dan insyaallah pangan pokok kita akan terus cukup tersedia," ujarnya. (*)

 

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus