Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gelar ICOSOP 2022, Unas Kumpulkan Ilmuwan Sosial Politik Dunia

Kegiatan menjadi bagian penting dalam pola hubungan sosial, pembentukan institusi dan nilai-nilai baru masyarakat. #Infotempo

27 Oktober 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Foto bersama seluruh pembicara dalam acara International Conference di Auditorium Unas, Rabu, 26 Oktober 2022

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Universitas Nasional (Unas) sebagai salah satu kampus tertua di Indonesia yang memiliki jurusan ilmu sosial dan politik menggelar Konferensi Internasional Ilmu Sosial dan Politik atau International Conference on Social Political Science (ISOCOP) II, di Gedung Auditorium Cyber Unas, Jakarta, Rabu, 26 Oktober 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unas, Dr. Erna Ermawati Chotim, mengatakan, penyelenggaraan ICOSOP II fokus pada masalah mobilitas, perjumpaan budaya, dan saling koneksi sosial. "Ini menjadi bagian penting dalam pola hubungan sosial, pembentukan institusi, dan nilai-nilai baru masyarakat," kata Erna.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erna menjelaskan, ICOSOP II merupakan kegiatan reguler FISIP Unas mempertemukan dosen dan peneliti untuk bertukar pikiran tentang isu-isu mutakhir dalam ilmu sosial di dunia. "Acara ini menjadi ajang bagi FISIP Unas untuk mendapatkan pengakuan internasional. Kegiatan ini juga berkesinambungan yang berjalan setiap tahun," ujarnya.

Menurut Erna, tahun depan direncanakan akan membahas isu strategis seperti, perkembangan geopolitik global, sustainabilitas kehidupan masyarakat kota abad ke-21, dan politik kewargaan.

Ketua Panitia ICOSOP 2022, Dr. Andi Achdian, mengatakan konferensi yang berlangsung sehari ini diikuti oleh 55 peserta dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Malaysia, dan Indonesia. Menghadirkan pembicara undangan, peserta panel, dan partisipan aktif.

Para pembicara saat memaparkan materi pada sesi plenary panel 1 dalam acara International Conference di Auditorium Unas, Rabu, 26 Oktober 2022.

Dalam konferensi ini, Andi yang merupakan ketua dari Pusat Kajian Sosial dan Politik (PKSP) FISIP Unas, membahas karakter sifat utama yang membentuk perkembangan budaya manusia dalam perjalanan sejarah panjang. "Mobilitas yang lintas benua, lintas negara, dan lintas budaya, bagaimanapun belum mendapatkan perhatian yang layak dari para peneliti ilmu sosial di Indonesia," kata dia.

Perwakilan dari Departemen of Women, Gender and Sexuality Studies, University of Hawaii, Profesor Dr. L. Ayu Sarasvati, dalam presentasinya menunjukkan kenyataan penting tentang 'neoliberal logic' yang melahirkan kondisi semakin banyak seseorang menghabiskan waktu dalam media sosial, semakin berjarak seseorang (terdiskoneksi). "Kenyataan ini memberikan gambaran kontras tentang sifat media sosial yang menjanjikan saling hubung (konektivitas) yang dikuasai logika neoliberal," ujarnya.

Adapun, peneliti dari Bonn University, Dr. Timo Duille, menyampaikan pendapatnya tentang kegamangan yang muncul dalam proses perjumpaan budaya. Ia mengulas tuduhan anti-semitisme dari media Jerman terhadap tema pameran yang digelar seniman Indonesia dalam pameran seni documenta.

"Persoalan pengalaman sejarah berbeda menjadi dasar terjadinya benturan diskursus antara media Jerman dengan para seniman Indonesia," kata Timo.

Adapun Profesor Aris Munandar, mengatakan relasi manusia dan alam menjadi faktor penting dalam perkembangan industri turisme, manajemen sampah, dan keberdayaan berkelanjutan. Keseluruhan tema-tema tersebut membentuk rangkaian tentang bagaimana mobilitas, perjumpaan budaya, dan konektivitas menjadi bagian tak terhindarkan dalam dunia sosial.

 "Ilmuwan sosial sekarang dihadapkan pada kenyataan untuk mengembangkan kembali perspektif dan metode ilmu sosial menanggapi perkembangan dunia kontemporer sekarang," ujar Guru besar FISIP Unas.

Selain itu, ada juga Profesor Dr. Kartini Aboo Thalib Khalid dari Institut of Ethnic Studies, The National University of Malaysia, Assoc Prof. Dr. TB Massa Djafar dari Sekolah Pascasarjana Unas, dan Christoper Kelly, M.Sc dari King's College London, serta beberapa pembicara lainnya.

Ada beberapa sub-tema, seperti Kewargaan Global dan Resiliensi Sosial, Perempuan dan Internasionalisasi Kerja; Konsekuensi Mobilitas Lintas Negara; Teknoloi, Digital dan Masa Depan Demokrasi; Diplomasi Digital dan Paradigma Hubungan Internasional Baru; Media Baru dan Kebijakan Publik, Hibridisasi Identitas dan Ikatan Kebudayaan; Tata Kelola Digital dan Kualitas Layanan Publik; dan Keadilan Sosial di Kota-Kota Indonesia.

FISIP Unas memiliki lima program studi dan empat diantaranya telah terakreditasi A, yakni ilmu politik, ilmu komunikasi, sosiologi, dan administrasi publik dan hubungan internasional dengan nilai akreditasi B, sementara S2 ilmu politik dan S2 administrasi publik juga telah terakreditasi A dan S3 ilmu politik terakreditasi B. Tahun depan akan membuka S3 administrasi publik. Jenjang S2 dan S3 berada dalam naungan Sekolah Pascasarjana Unas.(*)

Iklan

Iklan

Artikel iklan

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus